November 2012

Kali ini saya akan mencoba berbagi template blogspot kepada sahabat-sahabat pecinta blog. Pada dasarnya saya tidak bisa membuat template blogspot, tapi tidaklah susah bagi saya untuk membuat template blogspot, namun saya lebih suka mengembangkan hasil karya orang lain, ya tentunya dengan cara merubah sedikit atau bahkan lebih banyak perubahan yang terjadi, salah satunya tata letak, kemudian warna, serta penambahan bentuk yang baru tentunya.

Tanpa menurangi rasa hormat saya kepada sipembuat template, sebab saya fikir juga sipembuat template gratis tidak akan pernah marah dikarenakan templatenya yang free di edarkan di website, disamping dia mendapat keuntungan pengunjung yang begitu ramai kesitusnya.

dibawah ini ada dua bentuk template yang sudah saya edit, silahkan untuk dilihat screenshotnya;

Photobucket Photobucket
Bagaimana kira-kira?, menarik bukan kalau dilihat. Anda bisa saja mendapatkan template ini secara cuma-cuma, sebab memang dasarnya template ini free, dan saya tidak akan pernah untuk mengkomersialkannya. Dan kalaupun anda tidak suka dengan warnanya, anda bisa menggantinya sendiri dan saya juga tidak akan pernah melarang anda.

Master template ini saya simpan di mediafire, saya tidak akan simpan di ziddu, sebab sangat susah mendownloadnya dikarenakan saya sudah merasakan bagi teman-teman yang menyimpan file download an nya di ziddu dan begitu pula halnya di 4shared, kalau ditanya apa untungnya bagi saya? kalau cerita untung sih sebenarnya saya tidak mendapatkan untung, kalau rugi bisa dibilang iya, sebab banyak waktu terbuang hanya untuk mendesign template ini.

Namun saya senang jika ada orang yang senang, saya bahagia jika ada orang yang bahagia. jika terlalu sulit untuk menggunakannya, silahkan tanya di form komentar facebook di bawah, saya akan bantu insya Allah.

Key nya lihat sendiri yah, ga susah kok 123456

Untuk contoh template nomor satu bisa dilihat disini
Untuk Template nomor dua bisa dilihat disini

Sekian dulu yah, semoga bermanfaat, banyak-banyaklah menulis, karena keindahan template ini hanya terlihat ditulisan anda. Secantik apapun template yang di buat, jika tidak ada tulisannya ya sama saja.

Penulis : Muhamad Yudha Al - Fikri

Kemajuan adalah hal yang mutlak untuk tergapainya peradaban. 
Kemunduran satu bangsa tak akan terlepas dari kaum muda yang lupa identitas. Pahlawan memerdekakan bangsa dengan darah dan jutaan pengorbanan yang lain, generasi yang lahir setelahnya pula hanya menikmati kebebasan dari pedihnya penjajahan. 

Perjuangan melawan penjajah yang begitu menguras tenaga dan banyak korban yang berjatuhan membuat kita bangga terhadap para pahlawan bangsa. Mereka mengibarkan bendera sangkaka merah putih di antara keangkuhan bendera penjajah. 

Merah putih tidak boleh jatuh ke tanah dan merah putih harus terus berkibar di bumi pertiwi. Pekikan takbir tak berhenti sambil mengibarkan bendera kebanggaan rakyat Indonesia, merah putih. 

Warna yang dipilih begitu cantik, merah di atas dan putih di bawah. Hanya memiliki dua warna tapi mempunyai dalamnya makna. Merah di atas dan putih di bawah itulah bendera negara Indonesia. Yang mempunyai filosofis yang bermakna merah menunjukan keberanian dan putih menunjukan ketulusan, sudah pasti  keberanian mutlak terletak di atas. 

Sebab dengan keberanian kita bisa merubah segalanya. Negara tanpa keberanian adalah kosong. Menguak kasus korupsi dan skandal suap di parlemen adalah suatu keberanian. Merevitalisasi birokrasi yang sudah busuk itu juga suatu keberanian. 

Memotong anggaran dari tiap alokasi dana di APBD atau pun di APBN dan mengalokasikan kepada yang lebih sesuai itu pun keberanian. Membuat moratorium kepada negara yang menyiksa para TKI itu juga  suatu keberanian.

Pahlawan banyak meninggal dan menjual darahnya hanya untuk wibawa bendera sangkaka merah putih. Tapi sekarang bendera Indonesia tak punya makna lagi. Sebab keberanian yang dimiliki para pemangku kekuasaan sudah mandul dan terlalu rakus bahkan  menghisap darah - darah rakyatnya sendiri. 

Mereka terlena dengan kesenangan selama ini. Mereka terlupa sejarah bangsa dan mereka hanya bisa berkata tanpa punya sikap nyata untuk memperjuangkan rakyat Indonesia. Kemiskinan dan kelaparan adalah masalah bangsa tapi korupsi di parlemen tanpa ada sisa.

Oh Indonesiaku...
Merahmu sudah tak berarti.
Putihmu pun sudah memudar.

Waalahu a'lam..

Penerapan program Kartu Jakarta Sehat yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo beberapa waktu lalu, kini sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh warga Jakarta. Warga pun dengan antusias menyambut kebijakan pelayanan kesehatan Pemprov DKI Jakarta dimasa kepemimpinan Gubernur Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki T Purnama. Seperti yang dirasakan Mamang (53), warga RT 09/05, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.

Pria asli Betawi yang mengidap sesak nafas ini merasakan berobat gratis saat memeriksakan dirinya ke Puskesmas Cengkareng, Selasa (13/11). Meski belum menerima Kartu Jakarta Sehat, namun Mamang mengaku saat berobat tidak pungut biaya sepeser pun. "Sebelumnya, setiap berobat ke puskesmas kita diminta bayar biaya administrasi Rp 2.000. Tapi sekarang sama sekali tidak diminta petugas loket alias gratis," ujar Mamang dengan wajah sumringah, Selasa (13/11). Tak hanya itu, sambung Mamang, obat yang didapat dari puskesmas pun gratis.

Begitupun dengan proses berobat mulai dari pendaftaran hingga pemeriksaan yang dilakukan dokter semuanya berjalan baik, cepat dan lancar. Padahal, dirinya hanya menunjukkan KTP Jakarta saja untuk berobat. Usai menunjukkan KTP, petugas sedikit memeriksa biodata dan tak lama kemudian memberikan kartu pengunjung sebagai tanda data pasien. "Ini saya belum pakai Kartu Jakarta Sehat. Tapi Alhamdulillah proses pendaftarannya cepat tak sampai lima menit. Antreannya juga tidak panjang sehingga cepat langsung diperiksa dokter puskesmas. Padahal sebelum ada Kartu Jakarta Sehat, proses pendaftarannya berbelit-belit dan antreannya juga panjang," ungkap Mamang. Tak hanya Mamang yang merasakannya, warga lainnya Suryati juga merasakan hal yang sama. Warga RT 03/06 Kelurahan Krendang, Kecamatan Tambora ini merasakannya saat mengeluhkan penyakit batuk yang dideritanya saat berobat ke Puskesmas Kecamatan Tambora. Padahal, sama seperti Mamang,

Suryati juga belum menerima Kartu Jakarta Sehat. Ia mengaku selain gratis, sejak proses pendaftaran hingga pemeriksaan pun berlangsung cepat yakni tak sampai 15 menit. "Antreannya memang sedikit, dan proses pendaftarannya nggak bertele-tele. Kalau dulu antreannya banyak, bisa lebih dari setengah jam nunggu baru diperiksa sama dokternya," kata Suryati. Masih diungkapkan Suryati, kecekatan dan keramahan para petugas puskesmas juga membuat nyaman dia dan warga lainnya saat berobat di puskesmas. "Pokoknya beda sama yang dulu-dulu. Sekarang petugas puskesmasnya lebih ramah dan cekatan dan tidak segan-segan memberi penjelasan kepada pasien. Tentu saya menyambut baik kebijakan gubernur yang baru, semoga hal ini bisa terus dirasakan ke depannya," kata Suryati.

sumber :klik

Penulis : Muhamad Yudha Al- Fikri

Indonesia negara yang besar. Negara kesatuan. Negara kepulauan.
Setelah reformasi tahun 1998 Indonesia sudah nampak bebas dalam dunia politik dan kebebasan bersuara.

Partai politik semakin banyak dan orang bebas mengekspresikan sikap dalam tataran kehidupan. Menghilangkan masalah yang sudah mendarahdaging di tubuh lembaga dan birokrasi Indonesia tidaklah mudah walau sudah reformasi. Mesti bertahap dalam mencarikan solusi yang sudah ada sejak lama.

Banyak lembaga yang masuk daftar  yang terjangkit kasus korupsi. Seperti : DEPAG, DPR, POLRI. Lembaga yang mempunyai peran penting di masyarakat diracuni dan tersebar uang - uang haram di sekitarnya. 

Perut dan di bawah perut sebagai alasan utama dari pencarian proyek yang dapat menutup nafsunya. Masih hangat di media massa kasus Dahlan Iskan yang memberikan nama - nama ke BK ( badan kehormatan ) DPR sebagai bukti bahwa banyak anggota DPR yang bermain kotor. 

Tentu tanggapan dari sikap yang dilakukan oleh Dahlan Iskan bervariasi. Anggota DPR Ada yang mengatakan bahwa Dahlan Iskan itu, " Politik sampah, Cari perhatian dan bla bla, ". 

Apa salahnya Dahlan Iskan menyampaikan nama - nama para peminta upeti kalau memang itu ada bukti yang jelas? Dari rekaman HP dan lain lain. Sebagian rakyat Indonesia masih sempit jiwa menerima kesalahan dan tidak bijak dalam menerima kekurangan. 

Mestinya sebagai lembaga besar yang namanya suka masuk media massa dengan berbagai sifat yang disandarkan kepada lembaga DPR seperti : Skandal sex, kasus jual undang - undang dan lain lain. Dengan adanya pengungkapan yang dilakukan oleh Dahlan Iskan harusnya sebagai anggota DPR menerima dan berterima kasih karena mau memberi tahu nama - nama yang masuk list pengemis berdasi. 

Bukannya malah menyerang Dahlan Iskan, itu akan menjadi bumerang buat DPR. Rakyat Indonesia itu bukannya bodoh yang buta akan permainan politik dan konspirasi murahan. 

Jadi lapang dada adalah jalan terbaik untuk membina negara besar untuk tergapainya kemajuan. Kalau anggota DPR membantu Dahlan Iskan dalam mengungkapkan orang pengemis DPR itu, insya Allah semakin berkurang para koruptor di DPR. 

Masalah begini sudah mengakar, anggota DPR yang berani meminta ke BUMN, mana uang? kalau tidak ada, ganti dengan proyek saja. 

Hmm.. 
Penulis fikir sifat pengemis yang dimiliki oknum DPR ini sudah lama terjadi. Sebab berani minta uang upeti tanpa merasa bersalah. Negara besar kalau diurus oleh sedikit orang tidak akan kuat, negara besar harus mempunyai rakyat yang mempunyai jiwa besar. Tanpa jiwa besar dengan menerima kritikan dan masukan dari orang, dia akan selalu miskin. Tidak punya arah dan dirinya lebih murah dari hanya sekadar uang rupiah.

Waalahu a'lam

Penulis : Muhamad Yudha Al-Fikri

Beliau adalah Syeikh al-Islam al-Imam Muhammad bin `Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Muhammad bin al-Masyarif at-Tamimi al-Hambali an-Najdi. Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab dilahirkan pada tahun 1115 H (1701 M) di kampung `Uyainah (Najd), lebih kurang 70 km arah barat laut kota Riyadh, ibukota Arab Saudi sekarang. Hapal Al-Quran dalam usianya 10 tahun Belajar di Makkah, Madinah dan Basrah Setelah mencapai usia dewasa, Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab diajak oleh ayahnya untuk bersama-sama pergi ke tanah suci Mekah untuk menunaikan rukun Islam yang kelima mengerjakan haji di Baitullah. Setelah selesai menunaikan ibadah haji, ayahnya terus kembali ke kampung halamannya. Adapun Muhammad, ia tidak pulang tetapi masih terus tinggal di Mekah selama beberapa waktu, kemudian berpindah pula ke Madinah untuk melanjutkan belajar di sana. 

Di Madinah, beliau berguru pada dua orang ulama besar dan termasyhur di waktu itu. Kedua-dua ulama tersebut sangat berjasa dalam membentuk pemikirannya, yaitu Syeikh Abdullah bin Ibrahim bin Saif an-Najdi dan Syeikh Muhammad Hayah al-Sindi. Selama berada di Madinah, beliau sangat prihatin menyaksikan ramai umat Islam setempat maupun penziarah dari luar kota Madinah yang telah melakukan perbuatan-perbuatan kesyirikan dan tidak sepatutnya dilakukan oleh orang yang mengaku dirinya Muslim. Beliau melihat ramai umat yang berziarah ke maqam Nabi mau pun ke maqam-maqam lainnya untuk memohon syafaat, bahkan meminta sesuatu pada kuburan mau pun penghuninya, yang mana hal ini sama sekali tidak dibenarkan oleh agama Islam. Apa yang disaksikannya itu menurut Syeikh Muhammad adalah sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya. 

Kesemua inilah yang semakin mendorong Syeikh Muhammad untuk lebih mendalami pengkajiannya tentang ilmu ketauhidan yang murni, yakni Aqidah Salafiyah. Bersamaan dengan itu beliau berjanji pada dirinya sendiri bahwa pada suatu hari nanti beliau akan mengadakan perbaikan (Islah) dan pembaharuan (Tajdid) dalam masalah yang berkaitan dengan ketauhidan, yaitu mengembalikan aqidah umat kepada sebersih-bersihnya tauhid yang jauh dari khurafat, tahyul dan bid’ah. Untuk itu beliau mesti mendalami benar-benar tentang aqidah ini melalui kitab-kitab hasil karya ulama-ulama besar di abad-abad yang silam. Di antara karya-karya ulama terdahulu yang paling terkesan dalam jiwanya adalah karya-karya Syeikh al-Islam Ibnu Taimiyah. Beliau adalah mujaddid besar abad ke 7 Hijriyah yang sangat terkenal.

Demikianlah meresapnya pengaruh dan gaya Ibnu Taimiyah dalam jiwanya, sehingga Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab bagaikan duplikat(salinan) Ibnu Taimiyah. Khususnya dalam aspek ketauhidan. Setelah beberapa lama menetap di Mekah dan Madinah, kemudian beliau berpindah ke Basrah. Di sini beliau bermukim lebih lama, sehingga banyak ilmu-ilmu yang diperolehinya, terutama di bidang hadith dan musthalahnya, fiqh dan usul fiqhnya, gramatika (ilmu qawa’id) dan tidak ketinggalan pula sasteranya. Mulai Berdakwah Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab memulai dakwahnya di Basrah, tempat di mana beliau bermukim untuk menuntut ilmu ketika itu. Akan tetapi dakwahnya di sana kurang bersinar, karena menemui banyak rintangan dan halangan dari kalangan para ulama setempat. 

Di antara pendukung dakwahnya di kota Basrah ialah seorang ulama yang bernama Syeikh Muhammad al-Majmu’i. Tetapi Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab bersama pendukungnya mendapat tekanan dan ancaman dari sebagian ulama yang sesat, yaitu ulama jahat yang memusuhi dakwahnya di sana; keduanya diancam akan dibunuh. Akhirnya beliau meninggalkan Basrah dan mengembara ke beberapa negeri Islam untuk menyebarkan ilmu dan pengalamannya. Awal Pergerakan Tauhid Muhammad bin `Abdul Wahab memulakan pergerakan di kampungnya sendiri yaitu Uyainah. Di waktu itu Uyainah diperintah oleh seorang amir (penguasa) bernama Amir Uthman bin Mu’ammar. 

Amir Uthman menyambut baik ide dan gagasan Syeikh Muhammad itu dengan sangat gembira dan beliau berjanji akan menolong perjuangan tersebut sehingga mencapai kejayaan. Selama Syeikh melancarkan dakwahnya di Uyainah, masyarakat negeri itu semua lelaki dan wanita merasakan kembali kedamaian luar biasa, yang selama ini belum pernah mereka rasakan. Dakwah Syeikh bergema di negeri mereka. Ukhuwah Islamiyah dan persaudaraan Islam telah tumbuh kembali berkat dakwahnya di seluruh pelusuk Uyainah dan sekitarnya. Orang-orang dari jauh pun mula mengalir berhijrah ke Uyainah, karena mereka menginginkan keamanan dan ketenteraman jiwa di negeri ini. 

Pada suatu hari, Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab meminta izin pada Amir Uthman untuk menghancurkan sebuah bangunan yang dibina di atas maqam Zaid bin al-Khattab. Zaid bin al-Khattab adalah saudara kandung Umar bin al-Khattab, Khalifah Rasulullah yang kedua. Syeikh Muhammad mengemukakan alasannya kepada Amir, bahwa menurut hadith Rasulullah SAW, membina sebuah bangunan di atas kubur adalah dilarang, karena yang demikian itu akan menjurus kepada kemusyrikan. Amir menjawab: 

"Silakan... tidak ada seorang pun yang boleh menghalang rencana yang mulia ini." Tetapi Syeikh mengajukan pendapat bahwa beliau khuatir masalah itu kelak akan dihalang-halangi oleh ahli jahiliyah(kaum Badwi) yang tinggal berdekatan maqam tersebut. Lalu Amir menyediakan 600 orang tentara untuk tujuan tersebut bersama-sama Syeikh Muhammad merobohkan maqam yang dikeramatkan itu. Sebenarnya apa yang mereka sebut sebagai maqam Zaid bin al-Khattab r.a yang gugur sebagai syuhada’ Yamamah ketika menumpaskan gerakan Nabi Palsu (Musailamah al-Kazzab) di negeri Yamamah waktu dulu, hanyalah berdasarkan prasangka belaka. 

Karena di sana terdapat puluhan syuhada’ (pahlawan) Yamamah yang dikebumikan tanpa jelas lagi pengenalan mereka. Bisa saja yang mereka anggap maqam Zaid bin al-Khattab itu adalah maqam orang lain. Tetapi oleh karena masyarakat setempat di situ telah terlanjur beranggapan bahwa itulah maqam beliau, mereka pun mengkeramatkannya dan membina sebuah masjid di tempat itu, yang kemudian dihancurkan pula oleh Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab atas bantuan Amir Uyainah, Uthman bin Mu’ammar. Syeikh Muhammad tidak berhenti sampai disitu, akan tetapi semua maqam-maqam yang dipandang berbahaya bagi aqidah ketauhidan, yang dibina seperti masjid yang pada ketika itu berselerak di seluruh wilayah Uyainah turut diratakan semuanya. 

Hal ini adalah untuk mencegah agar jangan sampai dijadikan objek peribadatan oleh masyarakat Islam setempat yang sudah mulai nyata kejahiliahan dalam diri mereka. Dan berkat rahmat Allah, maka pusat-pusat kemusyrikan di negeri Uyainah dewasa itu telah terkikis habis sama sekali. Pada suatu hari datanglah seorang wanita yang mengaku dirinya berzina ke hadapan Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab, dia meminta agar dirinya dijatui hukuman yang sesuai dengan hukum Allah dan RasulNya. Meskipun Syeikh mengharapkan agar wanita itu menarik balik pengakuannya itu, supaya ia tidak terkena hukum rajam, namun wanita tersebut tetap bertahan dengan pengakuannya tadi, ia ingin menjalani hukum rajam. Maka, terpaksalah Syeikh menjatuhkan kepadanya hukuman rajam atas dasar pengakuan wanita tersebut. 

Berita tentang kejayaan Syeikh dalam memurnikan masyarakat Uyainah dan penerapan hukum rajam kepada orang yang berzina, sudah tersebar luas di kalangan masyarakat Uyainah mau pun di luar Uyainah. Masyarakat Uyainah dan sekelilingnya menilai gerakan Syeikh Ibnu `Abdul Wahab ini sebagai suatu perkara yang mendatangkan kebaikan. Namun, beberapa kalangan tertentu menilai pergerakan Syeikh Muhammad itu sebagai suatu perkara yang negatif dan membahayakan kedudukan mereka. 

Memang, hal ini sama keadaannya dimanapun di saat tersebut, bahkan pergerakan pembaharuan tersebut dipandang rawan bagi penentangnya. Hal tersebut seperti halnya untuk mengislamkan masyarakat Islam yang sudah kembali ke jahiliyah ini, yaitu, dengan cara mengembalikan mereka kepada Aqidah Salafiyah seperti di zaman Nabi, para Sahabat dan para Tabi’in dahulu. antara yang menentangnya dakwah tersebut adalah Amir (pihak berkuasa) wilayah al-Ihsa’ (suku Badwi) dengan para pengikut-pengikutnya dari Bani Khalid Sulaiman bin Ari’ar al-Khalidi. Mereka adalah suku Badui yang terkenal berhati keras, suka merampas, merampok dan membunuh. 

Pihak berkuasa al-Ihsa’ khuatir kalau pergerakan Syeikh Muhammad tidak dipatahkan secepat mungkin, sudah pasti wilayah kekuasaannya nanti akan direbut oleh pergerakan tersebut. Padahal Amir ini sangat takut dijatuhkan hukum Islam seperti yang telah diperlakukan di negeri Uyainah. Dan tentunya yang lebih ditakutinya lagi ialah kehilangan kedudukannya sebagai Amir (ketua) suku Badui. Maka Amir Badui ini menulis sepucuk surat kepada Amir Uyainah yang isinya mengancam pihak berkuasa Uyainah. Adapun isi ancaman tersebut ialah: "Apabila Amir Uthman tetap membiarkan dan mengizinkan Syeikh Muhammad terus berdakwah dan bertempat tinggal di wilayahnya, serta tidak mau membunuh Syeikh Muhammad, maka semua pajak dan upeti wilayah Badui yang selama ini dibayar kepada Amir Uthman akan diputuskan (ketika itu wilayah Badwi tunduk dibawah kekuasaan pemerintahan Uyainah).

" Jadi, Amir Uthman dipaksa untuk memilih dua pilihan, membunuh Syeikh atau suku Badui itu menghentikan pembayaran upeti. Didesak oleh tuntutan tersebut, terpaksalah Amir Uyainah memanggil Syeikh Muhammad untuk diajak berunding bagaimanakah mencari jalan keluar dari ancaman tersebut. Soalnya, dari pihak Amir Uthman tidak pernah sedikit pun terfikir untuk mengusir Syeikh Muhammad dari Uyainah, apalagi untuk membunuhnya. Tetapi, sebaliknya dari pihaknya juga tidak terdaya menangkis serangan pihak suku Badui itu. Maka, Amir Uthman meminta kepada Syeikh Muhammad supaya dalam hal ini demi keselamatan bersama dan untuk menghindari dari terjadinya pertumpahan darah, sebaiknya Syeikh bersedia mengalah untuk meninggalkan negeri Uyainah. Syeikh Muhammad menjawab seperti berikut: "Wahai Amir! Sebenarnya apa yang aku sampaikan dari dakwahku, tidak lain adalah DINULLAH (agama Allah), dalam rangka melaksanakan kandungan LA ILAHA ILLALLAH - Tiada Tuhan melainkan Allah, Muhammad Rasulullah. Maka barangsiapa berpegang teguh pada agama dan membantu pengembangannya dengan ikhlas dan yakin, pasti Allah akan mengulurkan bantuan dan pertolonganNya kepada orang itu dan Allah akan membantunya untuk dapat menguasai negeri-negeri musuhnya. 

Saya berharap kepada anda Amir supaya bersabar dan tetap berpegang terhadap pegangan kita bersama terlebih dahulu, untuk sama-sama berjuang demi tegaknya kembali Dinullah di negeri ini. Mohon sekali lagi Amir menerima ajakan ini. Mudah-mudahan Allah akan memberi pertolongan kepada anda dan menjaga anda dari ancaman Badui itu, begitu juga dengan musuh-musuh anda yang lainnya. Dan Allah akan memberi kekuatan kepada anda untuk melawan mereka agar anda dapat mengambil alih daerah Badui untuk sepenuhnya menjadi daerah Uyainah di bawah kekuasaan anda. 

Setelah bertukar fikiran di antara Syeikh dan Amir Uthman, tampaknya pihak Amir tetap pada pendiriannya, yaitu mengharapkan agar Syeikh meninggalkan Uyainah secepat mungkin. Dalam bukunya yang berjudul Al-Imam Muhammad bin `Abdul Wahab, Wada’ Watahu Wasiratuhu, Syeikh Muhammad bin `Abdul `Aziz bin `Abdullah bin Baz, beliau berkata: "Demi menghindari pertumpahan darah, dan karena tidak ada lagi pilihan lain, di samping beberapa pertimbangan lainnya maka terpaksalah Syeikh meninggalkan negeri Uyainah menuju negeri Dar’iyah dengan menempuh perjalanan secara berjalan kaki seorang diri tanpa ditemani oleh seorangpun. Beliau meninggalkan negeri Uyainah pada waktu siang hari dan sampai ke negeri Dar’iyah pada waktu malam hari. Tapi ada juga tulisan lainnya yang mengatakan bahwa: 

Pada mulanya Syeikh Muhammad mendapat dukungan penuh dari pemerintah negeri Uyainah Amir Uthman bin Mu’ammar, namun setelah api pergerakan dinyalakan, pemerintah setempat mengundurkan diri dari percaturan pergerakan karena alasan politik (besar kemungkinan takut dipecat dari kedudukannya sebagai Amir Uyainah oleh pihak atasannya). Dengan demikian, tinggallah Syeikh Muhammad dengan beberapa orang sahabatnya yang setia untuk meneruskan dakwahnya. Setelah beberapa hari kemudian, Syeikh Muhammad diusir keluar dari negeri itu oleh pemerintahnya. 

Bersamaan dengan itu, pihak berkuasa telah merencanakan pembunuhan atas diri Syeikh di dalam perjalanannya, namun Allah mempunyai rencana sendiri untuk menyelamatkan Syeikh dari usaha pembunuhan dan akhirnya sampai negeri Dar'iyah. Syeikh Muhammad di Dar’iyah Sesampainya Syeikh Muhammad di sebuah kampung wilayah Dar’iyah, yang tidak berapa jauh dari tempat kediaman Amir Muhammad bin Saud (pemerintah negeri Dar’iyah), Syeikh menemui seorang penduduk di kampung itu, orang tersebut bernama Muhammad bin Sulaim al-`Arini. Bin Sulaim ini adalah seorang yang dikenal soleh oleh masyarakat setempat. Syeikh meminta izin untuk tinggal bermalam di rumahnya sebelum ia meneruskan perjalanannya ke tempat lain. 

Pada mulanya ia ragu-ragu menerima Syeikh di rumahnya, karena suasana Dar’iyah dan sekelilingnya pada waktu itu tidak tenteram, menyebabkan setiap tamu yang datang hendaklah melaporkan diri kepada pihak berkuasa setempat. Namun, setelah Syeikh memperkenalkan dirinya serta menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke negeri Dar’iyah, yaitu hendak menyebarkan dakwah Islamiyah dan membenteras kemusyrikan, barulah Muhammad bin Sulaim ingin menerimanya sebagai tamu di rumahnya.

Sesuai dengan peraturan yang ada di Dar’iyah di kala itu, yang mana setiap tamu hendaklah melaporkan diri kepada pihak berkuasa setempat, maka Muhammad bin Sulaim menemui Amir Muhammad untuk melaporkan tamunya yang baru tiba dari Uyainah dengan menjelaskan maksud dan tujuannya kepada beliau. ada riwayat yang mengatakan; bahwa seorang soleh datang menemui isteri Amir Ibnu Saud, ia berpesan untuk menyampaikan kepada suaminya, bahwa ada seorang ulama dari Uyainah yang bernama Muhammad bin `Abdul Wahab hendak menetap di negerinya. Beliau hendak menyampaikan dakwah Islamiyah dan mengajak masyarakat kepada sebersih-bersih tauhid. 

Ia meminta agar isteri Amir Ibnu Saud membujuk suaminya supaya menerima ulama tersebut agar dapat menjadi warga negeri Dar’iyah serta mau membantu perjuangannya dalam menegakkan agama Allah. Isteri Ibnu Saud ini sebenarnya adalah seorang wanita yang soleh. Maka, tatkala Ibnu Saud mendapat giliran ke rumah isterinya ini, si isteri menyampaikan semua pesan-pesan itu kepada suaminya. Selanjutnya ia berkata kepada suaminya: "Bergembiralah kakanda dengan keuntungan besar ini, keuntungan di mana Allah telah mengirimkan ke negeri kita seorang ulama, juru dakwah yang mengajak masyarakat kita kepada agama Allah, berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunnah RasulNya. Inilah suatu keuntungan yang sangat besar. Kanda jangan ragu-ragu untuk menerima dan membantu perjuangan ulama ini, mari sekarang juga kekanda menjemputnya kemari.

" Akhirnya, baginda Ibnu Saud dapat diyakinkan oleh isterinya yang soleh itu. Namun, baginda bimbang sejenak. Ia berfikir apakah Syeikh itu dipanggil datang menghadapnya, ataukah dia sendiri yang harus datang menjemput Syeikh, untuk dibawa ke tempat kediamannya? Baginda pun meminta pandangan dari beberapa penasihatnya, terutama isterinya sendiri, tentang bagaimanakah cara yang lebih baik harus dilakukannya. Isterinya dan para penasihatnya yang lain sepakat bahwa sebaik-baiknya dalam hal ini, baginda sendiri yang harus datang menemui Syeikh Muhammad di rumah Muhammad bin Sulaim. Karena ulama itu didatangi dan bukan ia yang datang, al-`alim Yuraru wala Yazuru.’` 

Maka baginda dengan segala kerendahan hatinya menyetujui nasihat dan isyarat dari isteri mau pun para penasihatnya. Maka pergilah baginda bersama beberapa orang pentingnya ke rumah Muhammad bin Sulaim, di mana Syeikh Muhammad bermalam Amir Ibnu Saud berkata: "Ya Syeikh! Bergembiralah anda di negeri kami, kami menerima dan menyambut kedatangan anda di negeri ini dengan penuh gembira. Dan kami berikrar untuk menjamin keselamatan dan keamanan anda Syeikh di negeri ini dalam menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat Dar’iyah. Demi kejayaan dakwah Islamiyah yang anda Syeikh rencanakan, kami dan seluruh keluarga besar Ibnu Saud akan mempertaruhkan nyawa dan harta untuk bersama-sama anda Syeikh berjuang demi meninggikan agama Allah dan menghidupkan sunnah RasulNya sehingga Allah memenangkan perjuangan ini, Insya Allah!" 

Kemudian anda Syeikh menjawab: "Alhamdulillah, anda juga patut gembira dan Insya Allah negeri ini akan diberkati Allah SWT. Kami ingin mengajak umat ini kepada agama Allah. Siapa yang menolong agama ini, Allah akan menolongnya. Dan siapa yang mendukung agama ini, nescaya Allah akan mendukungnya. Insya Allah kita akan melihat kenyataan ini dalam waktu yang tidak begitu lama.

" Demikianlah seorang Amir (penguasa) tunggal negeri Dar’iyah, yang bukan hanya sekadar membela dakwahnya saja, tetapi juga sekaligus membela darahnya bagaikan saudara kandung sendiri, yang berarti di antara Amir dan Syeikh sudah bersumpah setia sehidup-semati, senasib, dalam menegakkan hukum Allah dan RasulNya di bumi persada tanah Dar’iyah. Ekspansi Wahabi Wahhabisme atau Wahhabiyah diambil dari Syeikh Muhammad ibn `Abd al-Wahhab (1703-1792), pendiri gerakan puritanisme keagamaan di Semenanjung Arabia yang pada akhirnya berujung pada pembentukan negara Islam Arab Saudi. Pada sekitar tahun 1777, ia tinggal di Dariyah, Arabia, dan di sana ibn al-Wahhab menjadi “pemimpin spiritual” keluarga besar Sa`ud. Pada masa itu, Sa`ud adalah sebuah kelompok pembesar atau elite lokal yang sedang berusaha untuk memperluas pengaruh dan wewenang. 

Wahhab lalu menandatangani semacam “perjanjian kerja sama” dengan Muhammad ibn Sa`ud, pemimpin Ibn al-Wahhab dan pengikut-pengikutnya akan mendukung upaya-upaya keluarga ibn al-Sa`ud untuk memperluas pengaruh dan wewenang mereka, dan keluarga al-Sa`ud – sebagai konpensasinya – akan menyebarkan versi Islam Wahhabi. Tentang pertemuan keduanya di Dar`iyyah. Menurut Abu Hakimah, salah satu penulis sejarah ibn al-Wahhab: Muhammad ibn Sa`ud menyambut Muhammad ibn al-Wahhab dan berkata, “ Dar'iyah ini milikmu, dan jangan takut kepada musuh-musuhmu.

Dengan nama Allah, bahkan jika semua [orang] Najd dipanggil untuk menyingkirkan kamu, kami tidak akan pernah setuju untuk mengusirmu.” Muhammad ibn `Abd al-Wahhab menjawab, “Anda adalah pemimpin mereka yang menetap di sini dan Anda adalah seorang yang bijak. Saya ingin Anda menyatakan sumpah Anda kepada saya bahwa Anda akan melaksanakan jihad (perang suci) terhadap orang-orang kafir. 

Sebagai imbalannya, Anda akan menjadi imam, pemimpin masyarakat Muslim dan saya akan menjadi pemimpin dalam masalah-masalah keagamaan. Dengan terbentuknya koalisi antara Ibn Sa`ud dan `Abd al-Wahhab, Wahhabiyah menjadi ideologi keagamaan bagi suatu unifikasi antarsuku di Arabia Tengah dan apa yang dapat disebut sebagai gerakan Wahhabiyah pun dimulai. Sebagai Imam gerakan Wahhabiyah, Ibn Sa`ud dan `Abd al-Wahhab menjadi pemimpin spiritual dan temporal wilayah itu Ekspansi awal Wahhabi-Saudi yang menentukan berlangsung ke barat, khususnya ke Hijaz, di mana dua kota suci Islam, Mekkah dan Madinah, berada. Dalam ekspansi ini mereka berhadapan dengan otoritas keagamaan yang lain, yakni Syarif Mekkah, yang memperoleh legitimasinya dari Khalifah Turki Usmani. Terlepas dari upaya keras orang-orang Hijaz untuk bertahan, koalisi Wahhabi-Saud berhasil memantapkan hegemoni mereka di Ta’if pada 1802, Mekkah pada 1803, dan Madinah setahun kemudian.

Setelah kemenangan itu, para ulama Wahhabi memerintahkan penghancuran kubah yang ada di makam-makam Nabi Muhammad dan para sahabatnya di Madinah. Berdakwah Melalui Surat-menyurat Syeikh menempuh pelbagai macam dan cara, dalam menyampaikan dakwahnya, sesuai dengan keadaan masyarakat yang dihadapinya. Di samping berdakwah melalui lisan, beliau juga tidak mengabaikan dakwah secara pena dan pada saatnya juga jika perlu beliau berdakwah dengan pedang. Maka Syeikh mengirimkan suratnya kepada ulama-ulama Riyadh dan para umaranya, yang pada ketika itu adalah Dahkan bin Dawwas. Surat-surat itu dikirimkannya juga kepada para ulama Khariq dan penguasa-penguasa, begitu juga ulama-ulama negeri Selatan, seperti al-Qasim, Hail, al-Wasyim, Sudair dan lain-lainnya.


Beliau terus mengirimkan surat-surat dakwahnya itu ke seluruh penjuru Arab, baik yang dekat ataupun jauh. Semua surat-surat itu ditujukan kepada para umara dan ulama, dalam hal ini termasuklah ulama negeri al-Ihsa’, daerah Badwi dan Haramain (Mekah - Madinah). Begitu juga kepada ulama-ulama Mesir, Syria, Iraq, Hindia, Yaman dan lain-lain lagi. Di dalam surat-surat itu, beliau menjelaskan tentang bahaya syirik yang mengancam negeri-negeri Islam di seluruh dunia, juga bahaya bid’ah, khurafat dan tahyul. 

Siapakah Salafiyyah ITU? sebagaimana yang telah disebutkan, bahwa Salafiyyah itu adalah suatu pergerakan pembaharuan di bidang agama, khususnya di bidang ketauhidan. Tujuannya ialah untuk memurnikan kembali ketauhidan yang telah tercemar oleh pelbagai macam bid’ah dan khurafat yang membawa kepada kemusyrikan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab telah menempuh pelbagai macam cara. Kadangkala lembut dan kadangkala kasar, sesuai dengan sifat orang yang dihadapinya. Beliau mendapat pertentangan dan perlawanan dari kelompok yang tidak menyenanginya karena sikapnya yang tegas dan tanpa kompromi, sehingga lawan-lawannya membuat tuduhan-tuduhan atau pun pelbagai fitnah terhadap dirinya dan pengikut-pengikutnya.

Musuh-musuhnya pernah menuduh bahwa Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab telah melarang para pengikutnya membaca kitab fiqh, tafsir dan hadith. Malahan ada yang lebih keji, yaitu menuduh Syeikh Muhammad telah membakar beberapa kitab tersebut, serta menafsirkan al-Qur’an menurut kehendak hawa nafsu sendiri. Apa yang dituduh dan difitnah terhadap Syeikh Ibnu `Abdul Wahab itu, telah dijawab dengan tegas oleh seorang pengarang terkenal, yaitu al-Allamah Syeikh Muhammad Basyir as-Sahsawani, dalam bukunya yang berjudul Shiyanah al-Insan di halaman 473 seperti berikut Abdullah bin Muhammad bin `Abdul Wahab, menulis dalam risalahnya sebagai ringkasan dari beberapa hasil karya ayahnya, Syeikh Ibnu `Abdul Wahab, seperti berikut: 

 "Bahwa mazhab kami dalam Ushuluddin (Tauhid) adalah mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah, dan cara (sistem) pemahaman kami adalah mengikuti cara Ulama Salaf. Sedangkan dalam hal masalah furu’ (fiqh) kami cenderung mengikuti mazhab Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Kami tidak pernah mengingkari (melarang) seseorang bermazhab dengan salah satu dari pada mazhab yang empat. Kami tidak mempersetujui seseorang bermazhab kepada mazhab yang luar dari mazhab empat, seperti mazhab Rafidhah, Zaidiyah, Imamiyah dan lain-lain lagi. Kami tidak membenarkan mereka mengikuti mazhab-mazhab yang batil. Malah kami memaksa mereka supaya bertaqlid (ikut) kepada salah satu dari mazhab empat tersebut. 

Kami tidak pernah sama sekali mengaku bahwa kami sudah sampai ke tingkat mujtahid mutlaq, juga tidak seorang pun di antara para pengikut kami yang berani mendakwakan dirinya dengan demikian. Hanya ada beberapa masalah yang kalau kami lihat di sana ada nash yang jelas, baik dari Qur’an mau pun Sunnah, dan setelah kami periksa dengan teliti tidak ada yang menasakhkannya atau yang mentaskhsiskannya atau yang menentangnya, lebih kuat dari padanya, serta dipegangi pula oleh salah seorang Imam empat, 

Maka kami mengambilnya. Pada hakikatnya ada tiga golongan musuh-musuh dakwah beliau: 
1. Golongan ulama khurafat, yang mana mereka melihat yang haq (benar) itu batil dan yang batil itu haq. Mereka menganggap bahwa mendirikan bangunan di atas kuburan lalu dijadikan sebagai masjid untuk bersembahyang dan berdoa di sana dan mempersekutukan Allah dengan penghuni kubur, meminta bantuan dan meminta syafaat padanya, semua itu adalah agama dan ibadah. Jika ada orang-orang yang melarang mereka dari perbuatan jahiliyah yang telah menjadi adat tradisi nenek moyangnya, mereka menganggap bahwa orang itu membenci auliya’ dan orang-orang soleh, yang berarti musuh mereka yang harus segera diperangi. 

2. Golongan ulama taashub, yang mana mereka tidak banyak tahu tentang hakikat Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab dan hakikat ajarannya. Mereka hanya taqlid belaka dan percaya saja terhadap berita-berita negatif mengenai Syeikh yang disampaikan oleh kumpulan pertama di atas sehingga mereka terjebak dalam perangkap Ashabiyah (kebanggaan dengan golongannya) yang sempit tanpa mendapat kesempatan untuk melepaskan diri dari belitan ketaashubannya. Lalu menganggap Syeikh dan para pengikutnya seperti yang diberitakan, yaitu; anti Auliya’ dan memusuhi orang-orang shaleh serta mengingkari karamah mereka. Mereka mencaci-maki Syeikh habis-habisan dan beliau dituduh sebagai murtad. 

3. Golongan yang takut kehilangan pangkat dan jabatan, pengaruh dan kedudukan. Maka golongan ini memusuhi beliau supaya dakwah Islamiyah yang dilancarkan oleh Syeikh yang berpandukan kepada aqidah Salafiyah murni gagal karena ditelan oleh suasana hingar-bingarnya penentang beliau. Demikianlah Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab dalam dakwah dan jihadnya telah memanfaatkan lisan, pena serta pedangnya seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW sendiri, di waktu baginda mengajak kaum Quraisy kepada agama Islam pada waktu dahulu. 

Yang demikian itu telah dilakukan terus menerus oleh Syeikh Muhammad selama lebih kurang 48 tahun tanpa berhenti, yaitu dari tahun 1158 hinggalah akhir hayatnya pada tahun 1206 H. Adalah suatu kebahagiaan yang tidak terucapkan bagi beliau, yang mana beliau dapat menyaksikan sendiri akan kejayaan dakwahnya di tanah Najd dan daerah sekelilingnya, sehingga masyarakat Islam pada ketika itu telah kembali kepada ajaran agama yang sebenar-benarnya, sesuai dengan tuntunan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya. Dengan demikian, maka maqam-maqam yang didirikan dengan kubah yang lebih mewah dari kubah masjid-masjid, sudah tidak kelihatan lagi di seluruh negeri Najd, dan orang ramai mula berduyun-duyun pergi memenuhi masjid untuk bersembahyang dan mempelajari ilmu agama. Amar ma’ruf ditegakkan, keamanan dan ketenteraman masyarakat menjadi stabil dan merata di kota mau pun di desa. 

Syeikh kemudian mengirim guru-guru agama dan mursyid-mursyid ke seluruh pelusuk desa untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada masyarakat setempat terutama yang berhubungan dengan aqidah dan syari’ah. Setelah beliau meninggal dunia, perjuangan tersebut diteruskan pula oleh anak-anak dan cucu-cucunya, begitu juga oleh murid-murid dan pendukung-pendukung dakwahnya. Yang dipelopori oleh anak-anak Syeikh sendiri, seperti Syeikh Imam `Abdullah bin Muhammad, Syeikh Husin bin Muhammad, Syeikh Ibrahim bin Muhammad, Syeikh Ali bin Muhammad. Dan dari cucu-cucunya antara lain ialah Syeikh `Abdurrahman bin Hasan, Syeikh Ali bin Husin, Syeikh Sulaiman bin `Abdullah bin Muhammad dan lain-lain.  

Dari kalangan murid-murid beliau yang paling menonjol ialah Syeikh Hamad bin Nasir bin Mu’ammar dan ramai lagi jamaah lainnya dari para ulama Dar’iyah. Masjid-masjid telah penuh dengan penuntut-penuntut ilmu yang belajar tentang pelbagai macam ilmu Islam, terutama tafsir, hadith, tarikh Islam, ilmu qawa’id dan lain-lain lagi. Meskipun kecenderungan dan minat masyarakat demikian tinggi untuk menuntut ilmu agama, namun mereka pun tidak ketinggalan dalam hal ilmu-ilmu keduniaan seperti ilmu ekonomi, pertanian, perdagangan, dan lain-lain lagi yang mana semuanya itu diajarkan di masjid dan diaplikasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mari sekrang kita kembali mengenang perjuangan Syeakh di tanah yang disucikan sebelum akhirnya bisa dikuasai. 

Setelah kejayaan Syeikh Muhammad bersama keluarga Amir Ibnu Saud menguasai daerah Najd, maka sasaran dakwahnya kini ditujukan ke negeri Mekah dan negeri Madinah (Haramain) dan daerah Selatan Jazirah Arab. Mula-mula Syeikh menawarkan kepada mereka dakwahnya melalui surat menyurat terhadap para ulamanya, namun mereka tidak mau menerimanya. Sebelas tahun setelah meninggalnya kedua tokoh mujahid ini, yaitu Syeikh dan Amir Ibnu Saud, kemudian tampillah Imam Saud bin `Abdul `Aziz untuk meneruskan perjuangan pendahulunya. Imam Saud adalah cucu kepada Amir Muhammad bin Saud, rekan seperjuangan Syeikh semasa beliau masih hidup. 

Berangkatlah Imam Saud bin `Abdul `Aziz menuju tanah Haram Mekah dan Madinah (Haramain) yang dikenal juga dengan nama tanah Hijaz. Mula-mula beliau bersama pasukannya berjaya menduduki Tha’if. Penaklukan Tha’if tidak begitu banyak mengalami kesulitan karena sebelumnya Imam Saud bin `Abdul `Aziz telah mengirimkan Amir Uthman bin `Abdurrahman al-Mudhayifi dengan membawa pasukannya dalam jumlah yang besar untuk mengepung Tha’if. Pasukan ini terdiri dari orang-orang Najd dan daerah sekitarnya. Oleh karena itu Ibnu `Abdul `Aziz tidak mengalami banyak kerugian dalam penaklukan negeri Tha’if, sehingga dalam waktu singkat negeri Tha’if menyerah dan jatuh ke tangan Salafy (pengikut Syaikh Muhammad). 

Di Tha’if, pasukan muwahidin membongkar beberapa maqam yang di atasnya didirikan masjid, di antara maqam yang dibongkar adalah maqam Ibnu Abbas r.a. Masyarakat setempat menjadikan maqam ini sebagai tempat ibadah, dan meminta syafaat serta berkat dari padanya. Dari Tha’if pasukan Imam Saud bergerak menuju Hijaz dan mengepung kota Mekah. Manakala Gubernur Mekah mengetahui sebab pengepungan tersebut (waktu itu Mekah di bawah pimpinan Syarif Husin), maka hanya ada dua pilihan baginya, menyerah kepada pasukan Imam Saud atau melarikan diri ke negeri lain. Ia memilih pilihan kedua, yaitu melarikan diri ke Jeddah. Kemudian, pasukan Saud segera masuk ke kota Mekah untuk kemudian menguasainya tanpa perlawanan sedikit pun. 

Tepat pada waktu fajar, Muharram 1218 H, kota suci Mekah sudah berada di bawah kekuasaan Muwahidin sepenuhnya. Seperti biasa, pasukan Muwahidin senantiasa mengutamakan sasarannya untuk menghancurkan patung-patung yang dibuat dalam bentuk kubah di perkuburan yang dianggap keramat, yang semuanya itu boleh mengundang kemusyrikan bagi kaum Muslimin. 

Maka semua lambang-lambang kemusyrikan yang didirikan di atas kuburan yang berbentuk kubah-kubah masjid di seluruh Hijaz, semuanya diratakan, termasuk kubah yang didirikan di atas kubur Khadijah r.a, isteri pertama Nabi kita Muhammad SAW Bersamaan dengan itu mereka melantik sejumlah guru, da’i, mursyid serta hakim untuk ditugaskan di daerah Hijaz. Selang dua tahun setelah penaklukan Mekah, pasukan Imam Saud bergerak menuju Madinah. 

Seperti halnya di Mekah, Madinah pun dalam waktu yang singkat saja telah dapat dikuasai sepenuhnya oleh pasukan Muwahhidin di bawah panglima Putera Saud bin Abdul Aziz, peristiwa ini berlaku pada tahun 1220 H. Dengan demikian, daerah Haramain (Mekah - Madinah) telah jatuh ke tangan Muwahidin. Dan sejak itulah status sosial dan ekonomi masyarakat Hijaz secara berangsur-angsur dapat dipulihkan kembali, sehingga semua lapisan masyarakat merasa aman, tenteram dan tertib, yang selama ini sangat mereka inginkan. Walaupun sebagai sebuah daerah yang ditaklukan, keluarga Saud tidaklah memperlakukan rakyat dengan sesuka hati. Keluarga Saud sangat baik terhadap rakyat terutama pada kalangan fakir miskin yang mana pihak kerajaan memberi perhatian yang berat terhadap nasib mereka. Dan tetaplah kawasan Hijaz berada di bawah kekuasaan Muwahidin (Saudi) yang dipimpin oleh keluarga Saud sehingga pada tahun 1226 H. Oleh karena musuh-musuh gerakan Salafiyyah tidak mempunyai kekuatan yang memadai untuk menentang pergerakan 

Wahabiyah, maka mereka menghasut pemerintah Mesir dan Turki dengan menggunakan nama agama. Akhirnya pasukan Mesir dan Turki menyerbu ke negeri Hijaz untuk membebaskan kedua kota suci Mekah dan Madinah dari cengkaman kaum Muwahiddin, sehingga terjadilah peperangan di antara Mesir bersama sekutunya Turki di satu pihak melawan pasukan Muwahidin dari Najd dan Hijaz di pihak lain. Peperangan ini telah berlangsung selama tujuh tahun, yaitu dari tahun 1226 hingga 1234 H . Muhammad bin `Abdul Wahab telah menghabiskan waktunya selama 48 tahun lebih di Dar’iyah. Keseluruhan hidupnya diisi dengan kegiatan menulis, mengajar, berdakwah dan berjihad serta mengabdi sebagai menteri penerangan Kerajaan Saudi di Tanah Arab. Dan Allah telah memanjangkan umurnya sampai 92 tahun, sehingga beliau dapat menyaksikan sendiri kejayaan dakwah dan kesetiaan pendukung-pendukungnya. 

Semuanya itu adalah berkat pertolongan Allah dan berkat dakwah dan jihadnya yang gigih dan tidak kenal menyerah waktu itu. Kemudian, setelah puas melihat hasil kemenangannya di seluruh negeri Dar’iyah dan sekitarnya, dengan hati yang tenang, perasaan yang lega, Muhammad bin `Abdul Wahab menghadap Tuhannya. Beliau kembali ke Rahmatullah pada tanggal 29 Syawal 1206 H, bersamaan dengan tahun 1793 M, dalam usia 92 tahun. Jenazahnya dikebumikan di Dar’iyah (Najd). Semoga Allah melapangkan kuburnya, dan menerima segala amal solehnya serta mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT. 


Konkulsi :

Kata “wahhabi” sudah tidak terasa asing ditelinga kita, ketika orang yang awam mendengar kata ini dan ketika membayangkan kelompok yang disebut dengan sebutan ini maka yang terdetik di mereka adalah aliran Islam yang sesat yang suka mengkafirkan atau menyesatkan kaum muslimin lainnya dan segudang celaan-celaan lain. 

Semuanya disebabkan oleh adanya sumber-sumber atau rujukan yang tidak jelas kebenarannya dan hanya kedustaan belaka yang tersebar dikalangan orang awam mengenai “Wahhabi”, atau juga karena ketaqlidan (hanya ikut-ikutan) sebagian orang awam dalam menghujat kaum Wahabi. Wahhabi bukanlah sebuah gelar yang dicetuskan oleh pengikut dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sendiri, namun dari musuh-musuh dakwah, baik karena politik saat itu atau para pecinta kesyirikan dari kalangan kaum Sufi dan Rafidhoh dengan tujuan melarikan manusia dari dakwah yang beliau emban dan menggambarkan dan fitnah yang mengatakan bahwa beliau membawa ajaran baru atau madzhab kelima yang menyelisihi empat madzhab. 

Kelompok yang dituduh dengan sebutan “Wahhabi” bukanlah merupakan madzhab yang baru apalagi merupakan agama tersendiri diluar Islam. Raja Abdul Aziz mengatakan, “Mereka menjuluki kami “Wahhabiyun” dan madzhab kami adalah “Wahhabi” sebagai madzhab tertentu, maka ini adalah kesalahan fatal akibat kabar bohong yang didesuskan oleh sebagian kalangan yang memiliki niat jahat. Kami bukanlah pemeluk madzhab baru atau aqidah baru. Muhammad bin Abdul Wahhab tidaklah membawa ajaran baru. Aqidah kami adalah aqidah salaf shalih yang diajarkan dalam al-Quran dan as-Sunnah sebagaimana pemahaman salafus shalih. 

Kami menghormati Imam empat, tidak adanya bagi kami Malik, Syafi’i, Ahmad, dan Abu Hanifah, semuanya sangat terhormat dalam pandangan kami. Pada kenyataannya, dapat kita saksikan sendiri bahwa setiap orang yang memperingatkan ummat atas kesyirikan dan cabang-cabangnya, mengingkari kebid’ahan dan memperingatkan ummat atasnya, maka dia akan disebut “Wahhabi”. Sehingga ini justru menjadi simbol bagi setiap golongan yang mengikuti al-Quran dan as-Sunnah sesuai dengan pemahaman yang benar yaitu pemahaman shalafus shalih. 

Maka tidak heran ada perkataan ulama, “Jika pengikut Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam dikatakan Wahhabi, maka akulah Wahhabi.” Salah satu contohnya adalah gelar yang diberikan pula kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat 728 H) sebagai “Wahhabi”, padahal beliau tidak mengenal Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan hidup pada masa sebelum syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (wafat 1206 H). Kenapa tidak sekalian saja bahwa syaikh Muhhammad bin Abdul Wahhab itu disebut “Taimiyyi” ? yang bisa saja beliau disebut demikian karena beliau hidup pada masa setelah Syaikh Ibnu Taimiyyah dengan ajaran yang dibawa sama, yakni dakwah tauhid, pemurnian Islam dari Syirik, Bid’ah, dan Khurofat. Jadi kita bersyukur juga adanya ulama seperti Syeakh Muhamad Bin Abdul Wahab yang telah menghancurkan dan menghilangkan kesyirikan yang ada di Arab Saudi. 

Tentu menjauhi provokasi Barat dalam memecah belah umat Islam adalah hal yang wajib kita fahami bersama. Memang fikih dakwah yang dilakukan oleh para pengikut Muhamad Bin Abdul Wahab sekarang terlihat keras dari sisi dakwah, kalau dilihat bagaimana Syeakh Muhamad Bin Abdul Wahab pada zaman itu memang di tuntut untuk adanya ketegasan sebab lingkungan yang terjadi masa itu memerlukan sikap yang tegas dan keras. Jika tanpa ketegasan dan keberanian maka dengan cepat Syeakh Muhamad Bin Abdul Wahab dibinasakan dari tanah Arab. 

 Waalahu a'lam

Alquran memberikan sebuah julukan kepada orang-orang yang tidak patuh dan taat kepada Allah sang pencipta alam dengan sebutan “Kafir”, Semua kalimat atau kata-kata yang terdapat di dalam Alquran adalah Kalamullah yang berbentuk huruf cetak di kertas, yang mana pada dasarnya adalah itu dari Allah kemudian Allah sampaikan kepada Jibril dan Jibril di beri tugas untuk menyampaikan itu kepada Muhammad, dan Muhammad di perintahkan untuk menyampaikan itu kepada manusia, dan manusia diperintahkan untuk menyebarkan itu kepada manusia-manusia yang lainnya, dan begitulah seterusnya.

Alquran juga memberikan julukan-julukan terntentu kepada orang-orang yang patuh dan taat kepada Allah dengan sebutan “Sholeh, sholehah, muttaqin, takwa dan lain sebagainya”. Begitu juga halnya dengan orang-orang munafik. Dari awal kita sudah mengetahui bahwa Alquran itu adalah sebuah petunjuk dan pedoman hidup manusia dari sang Penciptanya. Sang pencipta lebih mengetahui sifat dan karakter yang terdapat pada setiap individual seseorang.

Secara umum karakter dan sifat manusia itu ada dua, biasa disebut dengan istilah Baik dan buruk, adapun sifat di antara baik dan buruk itu disebut dengan Munafik. Orang-orang yang lebih menonjolkan kebaikannya akan merasa kurang nyaman jika ada orang-orang munafik dan orang-orang yang bersifat buruk, sebab hal itu juga akan dirasakan oleh orang yang memiliki karakter buruk, sebab kedua belah pihak ini merasa dirugikan jika ada yang berbeda karakter. Namun begitupun, yang namanya kebaikan itu tidak akan pernah sirna dari hati setiap individualnya, begitu juga sebaliknya, di hati setiap orang yang berkarakter baik itu juga ada keburukan.

Ada orang yang bertanya: Kenapa Tuhan menciptakan keburukan?.

Kita tidak menyatakan orang yang memberi pertanyaan ini adalah orang bodoh atau sejenisnya, sebab manusia itu tidak pernah ada yang bisa melarangnya untuk bertanya tentang apa saja, bahkan Tuhan sendiri tidak pernah melarang mereka untuk bertanya, sebab secara otomatis setiap pertanyaan mereka nantinya akan terjawab tanpa harus ada yang menjawabnya, baik jawaban itu segera terjawab atau bahkan setelah hidup mereka berakhir baru mereka menerima jawaban dari setiap pertanyaan mereka yang pernah mereka pertanyakan. [Mhd. Syafi'i Tampubolon]



Sebuah bukti Muslim menjadi target senjata biologi


Satu lagi makar kaum kafir Amerika terhadap umat islam bocor, muslim jadi target senjata biologi AS... Sebuah video Pentagon, dibocorkan oleh kelompok hacker Anonymous, merinci rencana militer AS untuk mengembangkan dan menyebarkan senjata biologis yang akan menghancurkan daya penerimaan orang terhadap agama yang ditargetkan untuk populasi Muslim.


Senjata biologi yang diusulkan akan didistribusikan melalui vaksin flu di negara-negara Muslim. Ini akan mengubah ekspresi genom manusia untuk menghasilkan semacam " Lobotomi kimia," menghancurkan bagian dari otak yang berhubungan dengan religiusitas dan spiritualitas. Dengan kata lain, itu akan menurunkan korban ke dalam keadaan yang lebih rendah dari binatang, yang, tidak seperti manusia, tidak diciptakan dengan spiritualitas dan religiusitas sebagai fitur sentral dari keberadaan mereka.


“Proyek ini jelas merupakan tindakan genosida menurut hukum internasional. Budaya masyarakat Islam adalah budaya sangat religius, memang, itu adalah religiusitas yang kuat yang dimiliki masyarakat ini bersama-sama.


Pembunuhan ciri utama dari budaya 1,5 miliar orang akan menjadi genosida terburuk yang pernah dicoba atau bahkan dipikirkan.” Rencana Pentagon tidak hanya ancaman bagi masyarakat Islam, tetapi untuk seluruh umat manusia. Sentralitas religiusitas dan spiritualitas ke manusia telah dikonfirmasi oleh semua para nabi, orang-orang kudus, dan orang bijak dari setiap kebudayaan. Ini adalah mengapa kita diciptakan. Tuhan menciptakan kita dalam "bentuk yang paling indah," tapi itu berbalik bentuk untuk menjadi "yang paling rendah" kecuali kita memupuk sifat kita religius dan spiritual dengan "menjaga iman" dan "melakukan kebenaran." Dengan kata lain, manusia bisa lebih tinggi dari para malaikat, atau lebih rendah dari hewan.


Semuanya tergantung pada apakah kita menerima agama secara benar dan menjaga iman (kata iman, juga dapat diterjemahkan sebagai "hati-pengetahuan") dan juga bekerja dalam kebenaran. Kata untuk kebenaran memiliki konotasi melakukan reformasi hal-hal atau menuntut keadilan - dengan kata lain, menjadi aktivis yang mencoba untuk memperbaiki keadaan. Jadi kita perlu berpegang teguh pada keyakinan agama (atau hati-pengetahuan) saat bekerja keras untuk membuat dunia lebih baik. Jika kita tidak melakukan kedua hal ini, kita jauh ke keadaan lebih rendah dari hewan terendah.


Pentagon tampaknya ingin dunia yang dihuni oleh "manusia" yang lebih rendah dari hewan terendah. ingin menghancurkan agama dan spiritualitas. Mengapa? Karena agama dan spiritualitas menuntut kita berlaku adil. Orang religius sejati akan senang - bahkan gembira - untuk menjadi martir saat berperang melawan ketidakadilan (seperti invasi ke negara mereka). Pentagon, yang tugasnya adalah untuk membantai itu hanya atas nama orang fasik, akan senang - bahkan gembira - jika tidak ada satu yang tersisa di bumi yang peduli akan keadilan. Jika mereka tidak bisa membunuh keadilan, psikopat Pentagon akan dengan senang hati memberikan setiap orang lobotomy bio-kimia anti-spiritualitas sehingga tidak seorang pun akan pernah lagi bekerja untuk keadilan di dunia ini. Ini akan, tentu saja, menandakan akhir dari kemanusiaan.


berikut terjemahan dokumen senjata biologi as yang bocor tersebut:


Pembicara: "Pada bagian kiri di sini, kami memiliki individu yang fundamentalis terhadap agama, fanatik terhadap agama. Dan ini adalah ekspresi RTPCR, real-time PCR, ekspresi gen VMAT2. Di sini, kita memiliki orang yang tidak terlalu fundamentalis, tidak terlalu religius. Dan Anda dapat melihat ada banyak ekspresi tereduksi dari gen tertentu, gen VMAT2, bukti lain yang mendukung hipotesis kami untuk pengembangan pendekatan ini"


Audiens: "Jadi dengan menyebarkan virus ini, kita akan mencegah individu dari mengenakan rompi bom dan masuk ke pasar dan meledakkan pasar?"


Pembicara: "Jadi hipotesis kami adalah bahwa ini adalah orang-orang fanatik, bahwa mereka memiliki over-ekspresi gen VMAT2, dan bahwa dengan vaksinasi terhadap mereka ini, kita akan menghilangkan perilaku ini. Jadi kita memiliki beberapa data yang sangat, sangat luar biasa pada slide berikutnya. Disini kita memiliki dua hasil scan otak - ini adalah FMRIs - ini adalah dua individu yang berbeda dengan dua tingkat yang berbeda dari ekspresi VMAT2. Di atas, ada individu yang fanatik agama, dan individu yang - seperti yang kita telah mengulangi berkali-kali - memiliki tingkat tinggi VMAT2. Sekarang ini individu di sini, yang memiliki tingkat rendah dari gen VMAT2, individu ini akan mengatur dirinya sendiri menggambarkan sebagai tidak religius.


Dalam setiap kasus, individu-individu ini membaca sebuah teks keagamaan. Individu ini menerangi gyrus frontal kanan tengah, dan itu adalah bagian dari otak yang yang berhubungan dengan teori pikiran, bagian otak yang ada hubungannya dengan keyakinan yang kuat dan keinginan. Sebaliknya ditandai, inilah seorang individu yang tidak akan sangat menggambarkan diri sebagai agama. Dan ketika mereka membaca teks agama, apa yang Anda lihat adalah bahwa ini bagian dari otak, yang disebut lampu insula anterior atas. Ini adalah bagian dari otak yang yang berhubungan dengan jijik atau ketidaksenangan ketika mendengar sesuatu."


Audiens: "Apakah Anda menyarankan saya mengambil CT scan saya ketika saya sedang mengevaluasi orang memutuskan apakah atau tidak untuk menempatkan peluru di kepala mereka?"


Pembicara: "Jadi data yang aku presentasikan di sini mendukung konsep yang kami ajukan. Dan saya berpikir bahwa kita tidak akan mengusulkan untuk melakukan CT scan atau FMRIs pada individu di daerah-daerah pedalaman Afghanistan. Virus ini akan mengimunisasi melawan gen VMAT2, dan itu akan memiliki efek yang Anda lihat di sini, yang pada dasarnya untuk mengubah fanatik menjadi orang normal. Dan kita berpikir bahwa yang akan memiliki efek besar adalah di Timur Tengah."


Audiens: "Bagaimana Anda menyarankan bahwa hal ini akan tersebar. Dengan aerosol? "


Presenter: "Nah, agar rencana dalam tes yang kami lakukan sejauh ini, telah menggunakan virus pernapasan, seperti flu atau rhinoviruses, dan kami percaya itu cara yang memuaskan untuk mendapatkan eksposur dari bagian terbesar dari penduduk. Sebagian besar dari kita, tentu saja, telah terkena kedua virus tersebut. Dan kami cukup yakin bahwa ini akan menjadi pendekatan yang sangat sukses."


Audiens: "Ini yang menarik. Apa nama dari proposal ini? "


Pembicara: "Ya, nama dari proyek ini adalah FUNVAX, yang merupakan vaksin untuk fundamentalisme agama."


Audiens: "Apakah Anda sudah memiliki proposalnya?"


Pembicara: "Usulan ini baru saja disampaikan. Dan saya pikir bahwa data saya telah menunjukkan anda hari ini akan mendukung pengembangan proyek ini. Dan kami pikir ini sangat menjanjikan "?"-


Sumber-1 (muttaqien post) sumber:http://berita.muslim-menjawab.com/2012/09/muslim-jadi-target-senjata-biologi-yang.htm

Sumber-2 http://bm-muttaqien.blogspot.com/
NYPD membayar saya untuk memata-matai Muslim

Seorang informan untuk unit intelijen Departemen Kepolisian New York (NYPD) telah diperintahkan untuk mengumpan Muslim. Ia menjalani kehidupan ganda, memotret Masjid dan mengumpulkan nama-nama orang yang tidak bersalah yang menghadiri kelompok belajar Islam, menurut pengakuannya kepada AP.

Shamiur Rahman (19), seorang Amerika-Bangladesh yang kini mengecam sendiri tindakannya sebagai seorang informan, mengatakan, polisi menyuruhnya untuk menjalankan strategi yang disebut "membentuk dan menangkap". Dia mengatakan melibatkan percakapan mengenai Jihad, kemudian menangkap respon yang akan dikirim ke NYPD. Untuk pekerjaannya, ia mendapatkan 1.000 USD setiap bulannya dan surat berkelakuan baik dari polisi setelah serangkaian penangkapan ganja kecil.

"Kami membutuhkan Anda untuk berpura-pura menjadi salah satu dari mereka," ujar Rahman yang menambahkan bahwa polisi mengatakan "ini teater jalanan".

Rahman mengatakan ia yakin kini pekerjaannya sebagai informan melawan Muslim di New York telah merugikan konstitusi. Setelah ia menungkapkan kepada teman-temannya mengenai pekerjaannyauntuk polisi-dan setelah ia mengatakan kepada polisi bahwa ia telah dikontak oleh AP-ia tidak lagi menerima pesan teks dari atasan NYPD nya, "steve" dan nomer teleponnya telah tidak aktif.

Rahman menunjukkan bagaimana NYPD melepaskan informan di lingkungan Muslim, sering tanpa target tertentu atau yang dicurigai melakukan kriminal. Apa yang dikatakan Rahman merupakan taktik NYPD yang sering dibantah oleh NYPD sendiri.

AP menguatkan pengakuan Rahman melalui catatan penangkapan dan pesan teks berminggu-minggu antara Rahman dengan handler polisinya. AP juga meninjau foto-foto Rahman yang dikirim ke polisi. Teman-temannya mengonfirmasi Rahman berada di acara-acara tertentu ketika mereka juga berada di sana, dan mantan pejabat NYPD mengatakan walaupun tidak mengenal Rahman secara pribadi, taktik yang ia gambarkan digunakan oleh informan.

Informan seperti Rahman merupakan komponen utama dari program NYPD untuk memonitor lingkungan Muslim sejak tahun 2001. Pejabat polisi telah memata-matai pebisnis Muslim, meletakkan kamera video di Masjid-masjid dan mengumpulkan plat nomer Jamaah Masjid.

Informan yang disebar di Masjid yang secara formal disebut "crawler Masjid", memberitahu polisi apa yang dikatakan oleh imam Masjid dalam setiap khubah mereka dan memberikan polisi daftar peserta yang hadir, bahkan ketika tidak ada bukti bahwa mereka telah melakukan kejahatan. Program ini dibangun dengan bantuan dari CIA.

Polisi merekrut Rahman pada akhir Januari setelah penangkapan ketiga atas tuduhan pelanggaran narkoba, di mana diyakini Rahman memiliki konsekuensi hukum serius. Seorang petugas berpakaian preman mendekatinya di penjara Queens dan bertanya apakah dia ingin mengubah hidupnya.

Bulan berikutnya, Rahman mengatakan, ia berada dalam daftar gaji NYPD.

Juru bicara NYPD, Paul Browne tidak mau berkomentar mengenai hal ini. Dia membantah NYPD menyebar mata-mata.

Dalam sebuah wawancara pada 15 Oktober lalu dengan AP, Rahman mengatakan ia menerima sedikit pelatihan dan memata-matai apapun dan siapapun. Ia mengambil gambar di dalam Masjid yang ia kunjungi dan menguping apa yang dikatakan imam.

Rahman mengatakan, dia berpikir dirinya melakukan pekerjaan penting untuk melindungi New York dan menganggap dirinya pahlawan.

Salah satu tugas pertamanya adalah memata-matai kuliah di Asosiasi Mahasiswa Muslim di John Jay College di Manhattan. Pembicara adalah Ali Abdul Karim, pemimpin keamanan di Masjid At-Taqwa di Brooklyn. NYPD telah memperhatikan Karim selama bertahun-tahun dan siap menyusup ke dalam Masid.

Rahman juga diperintahkan untuk memantau kelompok mahasiswa itu sendiri, meskipun ia tidak diberitahu untuk menargetkan seseorang secara khusus. Steve mengatakan kepadanya untuk mengambil gambar orang-orang yang menghadiri acara itu, menentukan siapa pemilik asosiasi dan mengidentifikasi kepemimpinannya.

Pada 23 Februari, Rahman menghadiri acara dimana Karim yang mengisinya dan mendengarkan dengan baik, dia siap untuk menangkap apa yang disebut "kejanggalan dalam pembicaraan". NYPD mengatakan setiap kata seperti "Jihad" atau "revolusi" perlu dilaporkan.

Talha Shahbaz, wakil presiden kelompok mahasiswa, bertemu dengan Rahman dalam acara tersebut. Saat Karim menyelesaikan pembicaraannya mengenai warisan Malcolm X, Rahman mengatakan kepada Shahbaz bahwa ia ingin tahu lebih banyak mengenai kelompok mahasiswa. Mereka ternyata menghadiri sekolah tinggi yang sama di Qeens.

Rahman mengatakan dia ingin mengubah hidupnya dan berhenti menggunakan narkoba, dan mengatakan ia percaya Islam bisa memberikan tujuan dalam hidup.

Pada hari-hari berikutnya, Rahman berteman dengannya di Facebook dan saling bertukar nomer telepon. Shahbaz, seorang warga Pakistan yang datang ke Amerika tiga tahun lalu, memperkenalkan Rahman dengan Muslim lainnya.

"Dia mengatakan kepada kami bagaimana ia mencintai Islam dan mengubah hidupnya," ujar Asad Dandia yang juga menjadi teman Rahman.

Diam-diam, Rahman mengumpulkan informasi mengenai rincian kehidupan mereka, mengambil gambar mereka ketika makan di restoran, mencatat plat nomer mereka atas perintah dari NYPD.

Sesuai instruksi NYPD, ia pergi ke acara-acara lain di John Jay, termasuk ketika siraj Wahhaj berbicara pada bulan Mei. Wahhaj (62), adalah tokoh menonjol, seorang imam New York yang telah menarik perhatian otoritas selama bertahun-tahun. Jaksa menyertakan namanya dalam tiga setengah halaman daftar nama yang dikatakan "diduga sebagai co-konspirator" dalam pemboman WTC di tahun 1993, meskipun ia tidak pernah dituntut. Pada tahun 2004, NYPD menempatkan Wahhaj dalam daftar pengawasan "terorisme" internal dan mencatat bahwa ideologinya cukup radikal dan anti-Amerika.

Malam itu di John Jay, seorang teman mengambil foto Wahhaj dengan Rahman yang tersenyum.Rahman mengatakan ia terus mengawasi kelompok mahasiswa dan menggunakan Shahbaz dan teman-temannya untuk memudahkan perjalanan ke cara yang diselenggarakan oleh Islamic Circle of North Amerika dan Muslim American Society. Konvensi tahunan masyarakat di Hartford, Conn, menarik sejumlah besar Muslim dan banyak menarik perhatian NYPD. Menurut dokumen yang diperoleh AP, NYPD mengirim tiga informan pada tahun 2008 dalam acara ini.Rahman diberitahu untuk memata-matai dan mengumpulkan setiap informasi. Shahbaz membiayai biaya perjalanan Rahman.

Rahman yang lahin di Queens, mengatakan ia tidak pernah menyaksikan kegiatan kriminal atau melihat orang melakukan sesuatu yang salah.

Dia kadang sengaja salah menafsirkan apa yang dikatakan orang. Misalnya, Rahman mengatakan ia meminta pendapat orang, apa yang mereka pikir mengenai serangan terhadap Konsulat AS di Libya. Itu mudah untuk mengambil pernyataan diluar konteks, ujarnya. Ia mengatakan hanya ingin menyenangkan hati handlernya di NYPD.

"Aku sedang berusaha untuk mendapatkan uang," ujar Rahman. "Aku sedang bermain sebuah permainan."

Rahman mengatakan polisi tidak pernah membahas kegiatan orang-orang yang ditugaskan untuk dimata-matai. Dia mengatakan, polisi pernah berkata kepadanya sekali, "kami tidak berpikir mereka sedang melakukan sesuatu yang saah, kami hanya perlu memastikan."

Suatu hari, pada 16 September, ia bangun pagi-pagi untuk menghadiri acara di Masjid Al Farooq di Brooklyn, mengambil gambar imam dan daftar orang yang hadir. Dia juga memberikan nomer ponsel mereka kepada NYPD. Malam harinya ia memata-matai orang di Masjid Al Ansar, juga di Brooklyn.

Rahman akhirnya memata-matai teman-temannya, mencatat bahwa mereka kadang mengirimkan makanan kepada keluarga Muslim yang membutuhkan. Dia mengatakan ia pernah diidentifikasioleh informan NYPD lainnya.

Ia mengambil 200 USD dari NYPD lainnya dan mengatakan kepada mereka bahwa ia selesai sebagai informan. Ia mengatakan NYPD menawarkan uang lebih banyak, namun ia menolaknya.

Ia mengatakan kepada teman-temannya di Facebook pada awal Oktober bahwa ia merupakan mata-mata polisi namun ia telah berhenti.

Ia juga memperdagangkap pesannya dengan Shahbaz di Facebook, mengakui bahwa ia memata-matai mahasiswa di John Jay.

"Saya adalah seorang informan untuk NYPD, untuk sementara waktu, menyelidiki terorisme," tulisnya pada 2 Oktober. Dia mengatakan bahwa dia tidak lagi berpikir apa yang dijalankannya adalah sesuatu yang benar. Mungkin ia telah memburu "teroris", "tapi aku ragu".

Shahbaz mengatakan telah memaafkan Rahman.

"Aku benci, telah menggunakan orang lain untuk menghasilkan uang," ujar Rahman. "Aku membuat kesalahan". (haninmazaya/arrahmah.com)

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.