Demokrasi Cacat

Penulis : Muhamad Yudha Al - Fikri

Dunia mengumandangkan faham demokrasi. Tersekat oleh definisi yang absurd.
Pendikotomian selalu menjadi santapan yang selalu diberikan Barat untuk umat Islam.
Keadilan adalah tujuan dari sebuah subtansi ajaran.

Kemiskinan  yang ada di tengah megahnya bangunan pencakar langit membuat risih mata yang memandang.
Demokrasi yang menjadi satu -satunya alternatif yang disuguhkan oleh Barat terhadap dunia dan berasumsi bahwa dengannya kita bisa menjadi negara yang maju.
angan - angan yang selalu diberikan membuat kita terpaku oleh ketidakpastian.

Orang kaya di Indonesia sangat banyak bahkan termasuk orang kaya yang melebihi standart dunia. Tapi, kalau kita lihat yang miskin kadang mengelus dada tanda  ketidakpercayaan.
Miskin yang terlalu, rumah kecil seperti kandang dan jauh dari kelayakan di tengah - tengah rumah besar  dan megah. Itulah realita di depan mata kita.
Orang kaya yang malas sedekah membuat kesenjangan sosial semakin menjauh.
Sistem Kapitalisme adalah pola hidup masyarakat kota. Jakarta khususnya.

Demokrasi menjadi " TUHAN " yang selalu disembah oleh para penjilat kekuasaan. Menyuap orang adalah bagian dari hidup berdemokrasi, siapa yang mendapatkan suara terbanyak walaupun dari orang bodoh pun maka suaranya dianggap suara yang terbaik.

Demonstrasi yang terlihat radikal membuat ekonomi menjadi tersendat, menghambat jalannya ekonomi nasional bahkan tidak sedikit para demonstran yang disogok hanya untuk memperkeruh dan memprovokasi isu yang ada saat itu. Contoh demo sogokan yang terjadi ketika ada konflik Indonesia - Malaysia, Indonesia - Singapura. Coba hayati bersama apakah faham demokrasi ini bisa memberikan solusi untuk menjadikan negara Indonesia maju?

Orang yang bermain politik di Indonesia kalau hanya pandai saja tidak cukup bisa bertahan di negara ini yang selalu memainkan peran kelicikan dan kepentingan.
Barat tahu Indonesia sekarang ekonomi pesat, menjadi negara besar dengan ekonomi yang besar.
Tapi kita mesti faham, mereka tidak akan pernah rela negara kita maju.

Akan selalu dibuat propoganda yang membuat investor akan lari dari Indonesia dan menanamkan modal di negara lain, demo buruh yang berlangsung ricuh membuat beberapa perusahan hengkang dari Indonesia, itu adalah hasil dari provokasi Barat dan intervensi Barat.

Indonesia itu mesti ingat kembali ketika Shoros seorang Yahudi yang membeli rupiah dengan harga mahal yang menyebabkan krisis Indonesia yang masa itu Indonesia negara kuat dari sisi ekonomi bahkan media dan ekonom menjuluki macan Asia.

Indonesia mesti tahu, musuh kita bukan dari para penjilat kekuasan yang ada di parlemen saja, melainkan pihak - pihak luar yang tidak akan pernah senang dengan kemajuan Indonesia, yang notabene sebagai negara Muslim terbesar di dunia.

Indonesia adalah negara yang mudah untuk diprovokasi karena kebebasan media menjadikan berita adalah lahan mencari sesuap nasi para pencari berita. Walau kemarahan pembaca pun menjadi tujuan.
Berita yang hangat dan membuat orang menjadi geram adalah berita yang luar biasa.

Mestinya berita itu memberikan informasi dari yang tidak tahu menjadi tahu, bukan dari yang tidak marah menjadi emosi. Demokrasi cacat yang selalu menghantui negara besar ini akan terus ada sampai kapan pun sampai semua sadar bahwa demokrasi bukanlah solusi buat dunia ini.


Waalahu a'lam
Label:

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.