Januari 2013

Penulis : Muhamad Yudha Al - Fikri

Semua channel TV penuh dengan pemberitaan tentang KPK terhadap tersangka kasus suap impor daging. Semua berita dari seluruh channel memberitakan kasus korupsi. Bahkan seakan tidak ada lagi berita  istimewa yang dibicarakan selain masalah KPK.

Paling menggemparkan adalah ketika KPK memberikan cap sebagai tersangka kepada petinggi partai PKS.

Ini berita luar biasa, semua orang terkejut bahkan menggelengkan kepala, ini berita betul atau hanya rekayasa media.

Partai yang mempunyai slogan " Partai Bersih " ternyata menimpa petinggi partai. Sebagaian masyarakat bertanya - tanya, apakah semua ini konspirasi luar negeri untuk menjatuhkan partai Islam yang tersohor ke"bersih"an-nya atau memang dia adalah seorang koruptor? Karena dia pun masih seorang manusia dan tidak luput dari dosa.
Tentu orang - orang di KPK disana bukan orang yang tidak berpendidikan, KPK pun punya data kuat untuk mengatakan ini tersangka atau tidak.

Partai yang berharap masuk tiga besar di 2014 menjadi suatu mimpi yang berat. Karena dilakukan oleh Presiden partai. Hidayat Nur Wahid menyampaikan,  " Bahwa ini akan mempengaruhi konstituen partai,".  Mendapatkan pembelaan dari partai dan mengatakan, " Itu kan masalah pribadi, bukan masalah partai,"

Berat atau ringat, cobaan mau pun peringatan yang dirasakan sekarang oleh partai PKS harus ditelan dan diterima dengan lapang dada.
Dunia politik bisa menjerat siapa saja yang berupaya bermain  "di bawah meja ", mau dia pakai celana jeans atau celana kain, berjanggut atau berkumis, tetap hukum di Indonesia mempunyai prosedur yang mesti dijalankan. Penjara adalah tempat peristirahatan terbaik buat para koruptor.

KPK masih terus berupaya dalam menjalankan tugas dengan sebaiknya, partai apa pun tetap wajib mengikuti proses yang telah ditetapkan KPK. Yang lucu itu adalah masih tidak bisa diterima oleh sebagian kader PKS yang cukup " fanatik" dan masih merasa bahwa itu hanya sebuah konspirasi. 

Padahal KPK kan independen tidak ada yang menunggangi KPK, bahkan sebelumnya kader Demokrat pun dikatakan tersangka, walau KPK didirikan oleh SBY.

Sebab penamaan tersangka itu bukan hal yang mudah, tidak mungkin kalau data yang tidak kuat KPK berani mengatakan orang itu " tersangka".
KPK memang sedang gencar menghabiskan semua koruptor, walau masih banyak skandal korupsi, moga  dikemudian hari korupsi di Indonesia bertahap semakin berkurang.

Apresiasi kinerja KPK selama ini yang bisa membuat investor makin tertarik untuk menanamkan saham di Indonesia sebab penanganan korupsi di negeri ini makin nampak baik.

Waallahu a'lam



Penulis : Muhamad Yudha Al - Fikri

Kemajuan selalu menjadi hantu buat sebuah masyarakat yang konservatif. Jadi terlihat bahwasanya kalau gedung pencakar langit itu semakin banyak maka dekadansi moral semakin menipis. Padahal itu sebuah teori yang tidak selamanya benar. Sebab kemajuan akan selaras dengan cita - cita masyarakat, Jika masyarakat mau menjadikan agama sebagai pondasi terkuat dalam sebuah kemajuan.

Islam tidak melarang suatu kemajuan, Islam tidak membenci peradaban. Barat bangga dengan kemajuan selama ini dan beralibi bahwasanya dengan cara meninggalkan agama maka peradaban akan lahir. Padahal itu asumsi yang salah dalam teori Barat selama ini. Kenapa mereka berpendapat begitu?
Sebab ketika masa the dark age Barat tidak merasakan manisnya beragama.

Agama adalah satu penyakit yang kronis yang mesti dihilangkan dari sisi kehidupan di Barat. Para pastur/ pendeta Kristen dijadikan Tuhan oleh mereka dan sangat dihormati oleh semua masyarakat Eropa. Jadi  ilmu pengetahuan yang diperoleh oleh para cendikiawan Barat yang belajar di negeri Muslim mereka memberanikan diri untuk terus belajar di negeri Muslim khususnya Andalusia dengan syarat kematian terus menantinya setelah pulang dari Eropa, Pastur takut kalau ada di masyarakat Eropa yang belajar di negeri Muslim maka akan nampak kesalahan yang selama ini dilakukan oleh para Pastur dalam membodohi masyarakat Eropa.

Pembunuhan adalah satu - satunya cara untuk menghilangkan ilmu dari bumi Eropa. Akhirnya berabad - abad lamanya Eropa dalam keadaan tersesat. Tidak ada cahaya ilmu yang menyinari mereka, sebab siapa yang belajar di negeri Muslim maka akan dibunuh. Jadi semua takut untuk melakukan perjalanan ke luar Eropa dalam menuntut ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan seperti mata air kehidupan yang terus dicari oleh para ilmuan Eropa dan penyiksaan adalah jalan yang mesti ditempuh oleh mereka. Ketika masa " عصر التنوير" masa (pencerahan)  disanalah ketahuan bahwasanya para tokoh agama dan petinggi gereja selalu menipu masyarakat Eropa.

Bahkan orang yang tidak mandi itu sesuatu yang hebat dan orang yang belajar itu akan dijauhi masyarakat, kalau kita perhatikan itu di luar akal manusia normal.
Mana mungkin orang yang tidak mandi dikatakan hebat dan orang yang belajar malah dijauhi masyarakat?
Bukankah Barat memang merasakan kebodohan yang luar biasa?

Islam menjunjung tinggi peradaban, Islam menghormati ilmu pengetahuan. Islam tidak akan pernah bersebrangan dengan kemajuan.

Waallahu a'lam

Penulis : Muhamad Yudha Al-Fikri

Identik kepemimpinan selama ini yang ada di negara Indonesia dan politik dunia umumnya adalah intruksi di belakang meja, maksudnya hanya menunggu laporan dari anak buah saja dan hanya menggunakan jari telunjuk  dalam segala urusannya.

Kalau seorang pemimpin, baik Gubernur atau pun Presiden masih meng-kelas-kan diri maka sangat sulit untuk memajukan daerah yang dipimpinnya. Presiden Indonesia beberapa minggu terakhir turun ke nelayan, moga ini awal bagus yang bisa dicontoh oleh semua Gubernur atau Bupati di seluruh Indonesia. 

Sebab tanpa turun ke masyarakat bagaimana bisa mencarikan solusi permasalahan yang ada. Negara Indonesia sudah terlalu lama merasakan pedihnya birokrasi sudah saatnya masuk dalam dunia down to earth.

Jadi pemimpin itu mesti ke bawah, perbanyak melihat dan mengkaji lebih dalam lagi sejarah Nabi Muhamad s.a.w. dalam memimpin. Seorang yang sangat disayangi oleh sahabatnya dan sangat disegani oleh musuh politiknya. 

Rasul lebih banyak ke bawah dibanding hanya intruksi saja, rakyat pun mengadu ke Rasul dari urusan dapur sampai urusan perang, semua ditanyakan ke Rasul. Jadi Rasul bisa menjadi tempat sandaran rakyatnya dalam memberikan solusi.

Rasul mencontohkan terlebih dahulu dengan sikap yang baik, memberikan tauladan yang baik untuk membuat satu komunitas yang baik. 
Jika pemimpin sudah disayang rakyatnya maka peradaban pun akan lahir dengan sendirinya.

Nabi adalah seorang visioner, seorang imajinatif dan seorang yang luar biasa. Satu dari sifat Nabi saja dari beberapa sifat yang dimilikinya contoh Jujur, Kalau ada pemimpin punya sifat itu saja maka rakyat akan suka, apalagi kita mengikut semua sifat Nabi yang ada, jangankan penghuni bumi, penghuni langit pun akan sangat menghormatinya. 

Yang selalu menjadi masalah adalah pemimpin di balik meja, dia hanya tahu info tentang sesuatu dari anak buahnya tanpa mengecheck apakah info itu betul atau tidak? Yang pastinya anak buah mempunyai slogan, 
" yang penting bapak senang, ".
Jadi kabar yang disampaikan ke pemimpin/ Bupati/ Gubernur/ Menteri/ Presiden itu kabar yang baik - baik saja padahal ketika dicheck dilapangan, apa yang dikatakan oleh anak buahnya itu tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Jadi kalau pemimpin ingin membangun peradaban, lihatlah sejarah Rasulullah.
Kalau mau menjadi pemimpin yang disayangi rakyatnya, kajilah peradaban Nabiyullah

Waallahu a'lam



Penulis : Muhamad Yudha Al-Fikri

Politik itu seperti transaksi perdagangan, siapa yang punya modal dia yang menang. Demokrasi bisa dibeli, membayar orang untuk demo sudah sebagai sesuatu yang lumrah di negara Indonesia, jadi tidak perlu kita terprovokasi kalau ada demo - demo yang tidak berakhlak, bakar sana sini, karena sudah pasti itu dibayar, buat kerusuhan biar masyarakat dan pengamat luar negeri nampak bahwa pemerintah tidak bisa menghandle permasalahan negara. Dengan cara memperburuk citra pemerintah  maka rakyat akan antipati terhadap pemerintah.

Persaingan politik semakin tajam dan kehebatan duit itu sudah masuk hal yang krusial dalam dunia politik. Yang disayangkan orang masuk dunia politik hanya berharap gaji, politikus begini biasanya dia akan mengeruk duit negara, sebab politikus yang tidak berduit maka profesinya itu akan menjadi tempat dia mengumpulkan duit, supaya setelah turun dari jabatannya dia punya simpanan yang banyak di bank.

Pengusaha atau bisnismen itu kenapa sekarang lagi marak masuk dunia politik? Bukankah mereka sudah kaya dan tidak perlu duit lagi? Tujuannya adalah untuk mengawal bisnisnya itu mesti dia menjadi pejabat  untuk pengamanan bisnis dia, jadi perjalanan kilang dia atau pabrik dia itu tetap lancar bukan tujuan hanya sekadar gaji, sebab kalau hanya gaji itu tidak seberapa yang didapat.

Tujuan dari politik kadang disorientasi yang bermula dari niat yang tulus membantu rakyat malah yang terjadi setelah menjadi pejabat  banyak pengingkaran janji, pembohongan publik, cari simpati, bahkan belagak alim. 

Kalau kita masuk dunia politik tapi duit kurang, itu lebih berbahaya dibanding dengan orang sudah kaya sebelum masuk dunia politik. Walau tidak bisa menjamin bahwa orang kaya tidak korupsi, setidaknya kalau dilihat persentase orang yang miskin sebelum masuk dunia politik itu lebih banyak terjerat kasus korupsi.

Demokrasi di Indonesia itu bisa dibeli, siapa yang memberikan mahar lebih besar maka apa yang diinginkan terhadap bangsa ini bisa didapat. Itulah pentingnya mahar politik, jadi demokrasi di Indonesia memang kejam. 

Media memang sangat urgent dalam dunia demokrasi, dimana media dijunjung maka disana kehormatan akan dijaga. Bermain dalam dunia demokrasi maka persiapkan mahar yang banyak dan baik - baiklah dengan media saudaraku..

Waallahu a'lam


Penulis : Muhamad Yudha Al- Fikri

Partai nasional demokrat, partai baru tapi sudah masuk dalam kategori partai yang bisa bersaing di pemilu 2014, itu suatu yang luar biasa. Partai yang dipimpin oleh Surya Paloh ini memang nampak partai elit dan duit banyak, memiliki  jargon, " Restorasi Indonesia, ".

Partai yang terdiri dari 20 tokoh nasional, termasuk di dalamnya Hamungku buwono ini memang ingin menggeser partai demokrat yang terlihat pecah, dari nama pun ingin disamakan dengan partai demokrat yang menang ketika pemilihan Presiden 2 dekade sebelumnya.

Partai ini masih terlalu dini untuk menang di pemilihan Presiden 2014 nanti, kalau kita lihat dengan partai demokrat itu jelas berbeda, NASDEM punya siapa? Tokoh yang disegani kalangan muda pun Hary Tanoe sudah secara resmi keluar dari partai baru ini.

Orang kaya ke 13 di Indonesia ini sungguh mengejutkan beberapa pihak, sebab orang yang cukup punya andil dalam verifikasi untuk meloloskan dalam ajang pemilu 2014 punya clash yang cukup mendasar dengan Surya Paloh.

Padahal sangat disayangkan orang sebesar beliau keluar dari NASDEN, kalau saja masih ada beliau ditubuh NASDEM maka masalah pengiklanan dan penguasaan media cukup cepat, sebab Hary Tanoe salah satu penguasa  Media.

Nasi sudah jadi bubur, mau apa lagi? Memang itulah kenyataan yang sudah terjadi, NASDEM mempunyai kredibilitas diri untuk terus merubah Indonesia dan melakuan restorasi yang menurut mereka masih banyak kekurangan di negara yang mempunyai 17500 pulau.

Tapi, belum tentu di 2014 nanti partai NASDEM ini seberuntung partai demokrat yang dipimpin Pak SBY. 
Pak SBY sudah masuk pemerintahan Ibu Megawati sebelum menjabat menjadi Presiden, kalau Surya Paloh?

Wibawa yang dimiliki oleh Pak SBY juga lebih dibanding Surya Paloh, cari simpati yang dimiliki oleh Pak SBY juga lebih dibandingkan dengan Pak Surya Paloh, jadi ilmu yang dimiliki dalam penguasaan media dan simpati rakyat masih kurang dimiliki oleh Pak Surya Paloh.

Jadi NASDEM harus sabar dulu untuk melakukan transisi perjuangan partai, belum mulai bertanding saja di 2014 sudah kelihatan layu, bagaimana nanti? Kita lihat saja, akankah ada perubahan menjadi lebih baik atau tambah layu, biar 2014 sebagai saksinya.

Miliaran rupiah sudah dikeluarkan oleh Pak Hary Tanoe untuk memajukan partai NASDEM dan partai yang terkenal para kadernya disirami banyak duit, apakah tanpa duit NASDEM akan bisa maju? apakah tanpa Pak Hary Tanoe NASDEM  masih eksis di media Indonesia?

Silakan mengamati..

Waallahu A'lam

Penulis : Muhamad Yudha Al - Fikri

Masalah banjir kok masih bisa dijadikan barometer kapabilitas Pak Jokowi yang baru saja diangkat belum genap 100 hari masa jabatannya, yang mesti ditanyakan adalah apa yang dilakukan Foke selama 10 tahun terakhir menjadi orang yang disegani di Pemkot DKI, bukan dikembalikan semua masalah ke Pak Jokowi.

Dunia tertuju ke Jakarta, kota megapolitan Jakarta yang tak terlepas dari musibah banjir tidak membuat langkah Gubernur DKI dan pemerintah pusat untuk terus membenahi Jakarta. Berbagai program sudah dibicarakan antara Pak Jokowi dan Pak SBY, dari pembuatan saluran yang panjangnya 2,15 km dari kali ciliwing menuju BKT sebagai solusi baru untuk mengurangi banjir di Jakarta selesai tahun 2014 sampai pembuatan terowongan raksasa.

Memang Jakarta tengah darurat banjir, moga ini awal langkah Gubernur baru bisa memperbaiki kebiasaan banjir yang selalu menerpa ibu kota. Pak Jokowi meminta pemerintah pusat untuk turun tangan dalam masalah yang ada, bahkan Gubernur sudah bertemu dengan ketua MPR dan ketua DPR dalam membahas banjir yang sudah menjadi langganan di ibu kota.

Sumur resapan memang sangat penting dan sebagai salah satu solusi untuk mengurangi banjir di Jakarta, Pak Gubernur mengintruksikan untuk semua gedung, perumahan dan semua jenis bangunan di Jakarta wajib ada sumur resapan kalau tidak maka akan dicabut izin mendirikan bangunan.

Bukankah itu sebagai solusi yang cepat yang diberikan oleh Pak Jokowi dan tidak pernah ditemukan oleh Gubernur sebelumnya?! Tapi kenapa masih saja ada orang yang sangat membenci beliau, bahkan ada yang mengatakan, " Orang Jakarta kena banjir itu lah azab sebab MENUHANKAN Jokowi dari pada MENUHANKAN Allah, lebih banyak memuji Jokowi berbanding dengan memuji Allah, ". Statment yang terlihat lucu dan kelihatan bodoh.

Tapi atas kejadian banjir yang terjadi ini moga bisa dijadikan hikmah yang besar untuk bisa pemerintah pusat dan pemerintah DKI berkolaborasi dalam membangun kota megapolitan menjadi lebih maju dan merevitalisasi lagi  tata kota yang tidak teratur.

Banjir juga disebabkan salah satunya adanya pemukiman kumuh yang  di tepi kali yang ada di Jakarta, menyebabkan saluran air terhambat. mana Gubernur yang dulu? Apakah mereka tidak menatanya menjadi lebih baik lagi?

Penulis kecewa  terhadap pendukung Pak Fauzi yang masih tidak terima atas kekalahan. Bukan mendukung program Gubernur yang baru, malah negatif  thinking dari tiap program yang diajukan oleh Pak Jokowi.
Moga Banjir 2013 adalah banjir besar terakhir yang ada di Jakarta.

Amin.

Waallahu a'lam

Penulis : Muhamad Yudha Al-Fikri

Presiden Indonesia dari dulu orang yang pemberani, tapi kali ini presiden Indonesia kenapa terkenal dengan banyaknya pertimbangan dan terkesan penakut?
Pak SBY sudah lama memimpin negara ini tapi masih saja takut dalam mengambil keputusan dan terlalu banyak pertimbangan. Presiden kalau lambat dalam mengambil sikap dari pelbagai masalah negara itu suatu masalah besar. Padahal sudah mau turun Pak SBY di 2014, coba dibayangkan kalau negara ini dipimpin seorang pemberani maka disanalah wibawa bangsa terangkat.

Pak SBY seorang yang penuh pertimbangan dalam mengambil keputusan, malah terlihat terlalu hati - hati yang berlebihan. 
Jadi Pak SBY ini seorang yang cari aman, contoh kasus BBM, APBN boros 200 Triliun lebih tapi masih takut dalam menaikan harga BBM, padahal kalau uang itu buat infrastruktur maka kemajuan ekonomi akan berkembang pesat, jalan raya akan dibangun, tranportasi massal sudah lama dibuat. 

BBM kan selama ini dirasakan oleh orang menengah dan kaya, orang - orang miskin hanya berapa persen saja merasakan dari itu semua.
Jadi  alokasi dana itu tidak tepat sasaran. Coba Pak SBY berani mengambil sikap, Pak SBY ini takut sekali mengambil sikap, pertimbangan terlalu lama yang akhirnya membuat sebagian orang geram dengan sikap lambannya Pak SBY.

Ingat saudaraku, yang merasakan BBM bersubsidi itu mayoritas masyarakat yang berkendaraan roda empat. Indonesia kalah dari infrastruktur dari negara - negara Muslim yang lain.
Lihat saja jalan lintas sumatera yang masih banyak berlubang, uang APBN buat mensubsidi orang - orang kaya.
Kalau dibuat infrastruktur maka jembatan, jalan raya, masjid negara, pusat pemerintahan itu dengan mudah dibangun karena punya dana.

Pak SBY main aman, takut didemo, takut jabatannya goyang, takut simpatisan demokrat lari. Presiden selama ini penakut nasib baik mempunyai menteri - menteri yang bagus jadi bisa menjaga negara ini dengan baik.
Jika ingin maju Indonesia ditahun ke depan maka BBM bersubsidi dihilangkan, supaya negara bisa cepat bangkit pesat tidak kalah dengan negara - negara yang lain.
Namanya Presiden kalau banyak pertimbangan maka membuat masyarakat jadi bingung, toh Presidennya saja bingung bagaimana dengan rakyatnya?

Untuk Presiden 2014 itu cari yang tegas, sebab kita sudah bosan selama ini Presiden terlalu lama mengambil sikap, terlalu menjaga wibawa jadi nampak cari aman.
Yang diperlukan menjadi Presiden bukan hanya modal ganteng badan besar tapi jelek mental dan kecil keberanian.

Negara ini akan menjadi maju dalam 10 tahun ke depan selama Presiden disayangi  oleh rakyat dan disegani oleh lawan politik.

Waallahu a'lam

Penulis : Muhamad Yudha Al - Fikri

Sudah berkali - kali penulis ketika datang dalam solat Jumat dan mendengarkan ceramah pasti ada saja Khatib mengeluarkan ayat quran yang salah dalam mengucapakan.
Tapi masih dipanggil : Habib, Ustaz, Haji. Yang disayangkan ketika mengeluarkan hadist malah hadist maudhu'.
Bukan sekali didengar di masjid - masjid di Indonesia tapi hampir tiap solat Jumat kalau kita perhatikan seksama.

Di Indonesia kekurangan orang yang faham akan agama Islam. Membaca Al Quran saja masih sedikit yang fasih. Orang tua mesti menjadi Imam dan anak muda harus jadi Makmum yang semua ini tidak berlaku di negeri Arab tapi budaya ini sudah mengakar di Indonesia. 

Pemuda kadang dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat Indonesia. Orang tua baca quran tidak sesuai tajwid, bahkan salah masih merasa dirinya sesuai untuk jadi Imam solat, sungguh disayangkan.
Ironisnya, masyarakat tidak sadar bahwasanya Khatib salah baca atau pun ada ayat yang tertinggal malah terus menerus mengagungi Habib atau Ustaz yang di elu - elukan itu.

Kita tahu banyak filem di Indonesia yang di sana belagak jadi Ustaz padahal hanya akting saja, tapi ketika keluar ke masyarakat dipanggil Ustaz, jadi agak  bingung juga sekarang. Mana yang pelawak dan mana Ustaz betul. 

Ada juga orang yang sudah berangkat haji setelah balik dari Mekah ingin disebut gelarnya, Pak Haji kalau tidak disebut tidak mau menjawab panggilannya.
Haji adalah perintah Allah bagi yang mampu, jangan sebab tidak dipanggil haji malah tidak menjawab panggilan orang. Kalau begitu hajinya tidak mabrur sebab masih ingin orang lain memujinya. Allah melarang hambanya untuk berbangga diri dan sombong.

Walaupun sudah haji tapi tidak perlu ingin selalu disebut Pak Haji atau Bu Hajah. Allah itu melihat ketakwaan seseorang, bukan dilihat dari gelar.
Iblis pun turun dari langit sebab kesombongannya dan Iblis juga masuk neraka karena sombongnya juga, dengan meremehkan perintah Allah.

Jadi kita berbenah bersama, intropeksi bersama kalau ada dimasyarakat kita ada yang masih rakus gelar agama tolong diingatkan kalau kita masih takut untuk mengingatkannya sebab orangnya garang, tolong doakan mereka supaya mendapatkan hidayah Allah.

Pergeseran makna terus menggerus nilai - nilai di masyarakat, dulu dikatakan Ustaz itu yang fasih baca Al- Quran dan banyak hapalan hadist, kalau sekarang cukup dengan janggut yang terurai dan pakai peci sudah dikatakan Ustaz, padahal ilmu agama sedikit pun tidak dimilikinya.


Waallahu a'lam

Penulis : Muhamad Yudha Al - Fikri

Suriah menjadi mangsa dari kekejaman Basyar yang terlupakan. Eropa dan PBB pura - pura buta dari semua yang berlaku di negara Muslim itu.
Darah sudah sebagai minuman dan daging manusia sebagai santapan tentara Basyar si binatang bengis. PBB hanya mengecam, Eropa diam tanpa suara.

Bahkan orang sudah teralihkan dengan isu penyerangan Muslim di Mali dan Somalia oleh tentara Perancis.
Dari Amerika yang menyibukan diri atas terpilihnya Obama sampai masalah Iran yang beradu akting dengan Israel. Semua menutup mata.

Mana mau Amerika turun tangan dikasus Basyar ini, sebab di Suriah minyak tidak sebanyak yang ada di Libia dan yang pastinya Syiah adalah pemimpin Suriah.
Jadi buat apa Amerika turun tangan tanpa ada manfaat dari negara Suriah lebih baik bertepuk tangan sambil  bersulang minum arak atas perang saudara yang terjadi selama ini.

Tiap hari ribuan orang mati, dari anak kecil sampai orang dewasa. 
Pembunuhan masal sudah menjadi barang halal yang bisa dijual belikan dan dijadikan tender kepada seluruh tentara Basyar.

Negara Muslim mana?!
lebih kurang 56 negara Muslim tidak bergerak sedikit pun. Biarlah Allah yang menjaga Suriah.
Orang yang tidak merasakan sakit ketika saudara kita disiksa dan dibunuh oleh Basyar, maka tanyakanlah iman anda..!

Apa kita layak dikatakan sebagai pengikut Nabi Muhamad?
Memang dunia tengah tidak peduli terhadap penyiksaan yang berlaku di Suriah, hanya orang berimanlah yang bisa merasakan pedihnya penyiksaaan terhadap saudara se- iman.

Doa adalah senjata yang tidak akan pernah habis, dengan doa kita bisa merubah takdir.
Walau secara pemerintah negara Muslim diam seribu bahasa, tapi moga dengan doa tulus kita Basyar segera dibinasakan oleh Allah.
Suriah tak akan terlupakan di hati kaum Muslimin, walau berita melupakannya.
bersabarlah saudaraku, pertolongan Allah akan datang.

Waallahu a'lam

Penulis : Muhamad Yudha Al - Fikri

Tolong menolong adalah jiwanya orang Indonesia, tapi itu dulu. Saling gotong royong juga bagian dari gaya hidup orang Indonesia, iya itu dulu. Saling tegur sapa dan ramah tamah pun memang kehidupan bermasyarakat Indonesia, itu hanya sejarah.

Kalau sekarang tolong menolong malah kepada sebuah kepentingan, demi masa depan golongannya.  Banjir mewarnai Jakarta, ajang kampanye pun sudah mulai dibuka setelah Pak Jokowi membuka larangannya. Ketika posisi terdesak begini, Pak Jokowi mau tidak mau pasti akan terus dapat pressure untuk memberikan ruang kepada partai - partai yang ingin menunjukan warna di tengah - tengah banjir di Jakarta.

Indonesia bukan yang dulu, orang berteriak Pancasila, seakan yang paling faham dalam negara ini padahal orang yang biasanya berbicara tentang Pancasila mereka pula yang merusak tatanan kehidupan berpancasila.
Banjir 5 tahunan terjadi di Jakarta para tokoh negara diminta statmentnya, dari yang belagak paling faham tentang kinerja Gubernur sampai yang belagak bijak.
Dunia politik tidak terlepas dari namanya kepentingan. 

Politikus seorang yang suka mengkritik kebijakan berpoltik itu hal yang biasa, tapi kalau ulama suka mengkritik dimana wibawa seorang ulama? Seorang ulama tidak patut namanya mengkritik orang, mana jiwa rendah hatinya ulama? Sebab itu nasihat ulama - ulama Indonesia kadang tidak punya makna bahkan banyak yang tidak mendengar nasihatnya malah masyarakat terlihat tidak peduli.
ulama tolong bermain diporosnya, jauhi sifat mengkritik dan menyalahkan orang lain.

Jadi di zaman sekarang susah membedakan mana ulama mana politikus.
Tidak proposional kalau ulama ikut mengkritik orang, tidak bijak kalau ulama masuk ruang kepentingan.
coba ulama itu menyatukan semua elemen masyarakat, walau ulama itu masuk dalam kepartaian, ini malah mentang - mentang masuk partai Islam tapi suka menyalahkan orang, mengkritik orang, bukannya memperbaiki tatanan malah memperkeruh.

Jiwa kenegaraan rakyat Indonesia sekarang malah salah tempat, para pahlawan adalah mereka yang lebih suka menolong tapi dengan baju golongan, membantu dengan bendera kepartaian.
Ya Tuhanku..
bantu Aku untuk bisa membedakan mana ulama dan mana politikus.


Wallahu A'lam

Penulis : Muhamad Yudha Al- Fikri

Ibu kota sebagai sentral kemajuan suatu negara dipermalukan di depan negara - negara di dunia atas bencana banjir yang sudah rutin terjadi di negara besar ini.
Miliaran rupiah bahkan sampai Triliun pun menjadi kerugian yang mesti didapatkan oleh para pengusaha di kota megapolitan. Curah  hujan yang tinggi berjam bahkan berhari hari membuat Jakarta tenggelam dalam hitungan menit, air dari Bogor pun ikut memberikan sumbangan yang besar terhadap banjir di Jakarta.

Bahkan Istana Presiden pun tak luput dari banjir, semua pun merasakan banjir.
drainase yang kecil, penyempitan sungai menjadi penyebab utama dari adanya banjir di Jakarta.
pusat kota Jakarta bundaran HI dan Thamrin pun digenangi banjir yang luar biasa.

Jakarta memang masuk dalam kawasan rendah di pulau Jawa, sebab itu wacana pemindahan Ibu Kota menjadi perbincangan yang terus menghangat.
ada yang mewacanakan dipindahkan di Kalimantan, sebab Kalimantan adalah tengah - tengah dari negara besar ini. Pendapat lain pun mengatakan bahwa Subang tempat yang sesuai karena jauh dari gempa dan bencana.

Memindahkan Ibu Kota tidaklah mudah, Jakarta sudah menjadi pusat bisnis dan segala aspek pusat di Indonesia.
Jakarta adalah kaki gajah, kalau kaki ini dipatahkan maka hancurlah negara ini.
Semua dokumen penting sampai uang negara ada di kota yang berpenduduk 12,5 juta.

Kalau diperhatikan, Pak Fauzi Bowo tidak tersorot oleh media, kenapa ya?
bukankah drainase yang sempit itu dibuat zaman Pak Fauzi Bowo?
Tapi media tidak ada yang meliputnya atau Pak Fauzi menyembunyikan dirinya?

Jokowi ingin membuat drainase modern yang besar dan panjang yang tentunya menelan dana yang banyak, tapi itu semua ada dananya sebagaimana dikatakan oleh Ahok.
Sebab anggaran 25% tiap divisi itu mesti dipotong sebelum proposal itu masuk ke Gubernur untuk penghematan anggaran pemkot DKI.
Tapi proyek ini perlu dana yang besar dan bertahap dan perencanaan itu bukan main - main.

Sebab yang berbicara adalah Pak Jokowi, yang sudah dikenal cepat dalam mengambil sikap. Cibirian dari politikus yang 'iri' dengan gaya kepemimpinan Jokowi pasti mengatakan," Jangan hanya blusukan saja, carikan solusi sekarang, ".

Sebelum statment ini keluar pun, Gubernur Jakarta sudah memberikan solusi dengan berbagai program yang ada. DPRD masih suka menghambat anggaran dan program Jokowi akhirnya keterlambatan pencairan dana terus berlanjut.

Ya toh kalau kalah dalam pemilihan Gubernur ya tolong diterima saja, Pak Fauzi pun tidak bisa memberikan program yang signifikan  termasuk BKT ( BANJIR KANAL TIMUR )
Ini yang diaku - aku oleh Pak Foke bahwasanya kerja beliau adalah penipuan besar, BKT itu kerja dari kementrian pekerjaan umum.

Jadi, di Jakarta itu kebanyakan orang hebat. Jadi orang - orang merasa benar dengan sikapnya. Apalagi mewacanakan pemindahakan Ibu Kota, tidak akan pernah ada kisah itu Bung.

Waallahu A'lam

Penulis : Muhamad Yudha Al-Fikri
Korupsi sudah mengakar, cacat birokrasi sudah membudaya, sogok menyogok sudah mendarahdaging.
Sifat malu sudah habis di tubuh para pejabat negara. Apatis adalah jalan satu - satunya untuk memakmurkan hidup.

Rakyat Indonesia paling suka dengar kalau ada pejabat negara kena tangkap oleh KPK. Secara psikologi rakyat Indonesia paling suka kalau ada pejabat koruptor diseret ke penjara.
baru - baru ini kasus Angie yang mendapatkan sanksi 4,5 tahun penjara walau hukuman ini belum deal.

Kabar ini sangat membuat miris dan kecewa yang mendalam terhadap hukum di Indonesia, yang sudah terbukti salah hanya di hukum 4,5 tahun.
Memimpin Indonesia tidak mudah, sebab di Indonesia bukan hanya banyak orang pintar saja, melainkan banyak orang yang licik.
Ketegasan hal yang penting untuk membangun satu peradaban yang besar di negara ini.

Hukum mati menjadi solusi tepat untuk mengurangi para pelaku koruptor. Kalau para koruptor mengetahui bahwasanya korupsi hanya dihukum tidak lama, maka akan melahirkan banyak koruptor - koruptor baru yang akan terus bermunculan di bumi pertiwi.

Coba kita lihat Cina, dimana pemimpin negara itu dengan tegas menghukum mati para koruptor dan kita saksikan sendiri bagaimana Cina sekarang menjadi negara yang cukup disegani di dunia dalam 10 tahun terakhir salah satu dari negara ekonomi besar dunia. 

Indonesia negara yang mayoritas Muslim, tapi keislamannya dipertanyakan, Islam melarang korupsi tapi kalau diperhatikan yang suka keluar masuk kantor KPK adalah orang - orang Islam. Ketika ditanya kepada koruptor yang masuk penjara, Apa yang ingin dikatakan kepada masyarakat? 
Koruptor : Alhamdulilah ini ujian Allah kepada Saya sambil tersenyum manis.

Kok ga malu ya?
bawa - bawa nama Allah di balik ratusan juta yang ditelan dengan sifat rakusnya itu?

Banyak politikus yang solat, puasa, tapi jarang dari mereka yang jujur.
padahal Nabi Muhamad manusia yang sangat terkenal kejujurannya.

Bencana dimana - mana, tapi masih saja dipolitisasikan oleh sekelompok politikus.
bantuan bencana bahkan dikorupsi.
Kenapa Belanda, Jepang, Inggris, Portugis semua bisa lari dari Indonesia, sebab pemimpin Indonesia masa itu adalah seorang yang pemberani dan mengorbankan darah dan kerakusan duniawi.
Kalau sekarang?
Inalilahi wainna ilaihi ra'jiuu.. 

Penulis : Muhamad Yudha Al- Fikri

Sifat individualistik adalah bagian dari gaya hidup orang Kapitalis, orang hidup dengan nafasnya, tanpa memikirkan nafas orang lain.
Padahal kita makhluk sosial yang perlu bantuan orang lain sebab itu perintah Allah dalam ayat ayatnya.

Kapitalis yang kaya makin kaya dan miskin makin sengsara.
Sistem yang terlalu menyembah Barat membuat kita rusak, bukannya lebih baik malah negara makin hancur dengan sistem yang katanya sebagai solusi untuk kemajuan ekonomi suatu bangsa sebagaimana yang selalu didengungkan oleh Barat atas sistem yang selama ini mereka buat.

Politik dengan sistem Demokrasi dan Kapitalis sebagai sistem ekonomi dunia. Tinggi bangunan pencakar langit di Jakarta menunjukan jiwa individualistik yang tinggi. Kenapa bisa begitu?
Sebab ditingginya bangunan pencakar langit yang membumbung tinggi di bawah bangunan itu banyak pengemis yang kelaparan.
Sistem Kapitalis sebagai makanan keseharian rakyat Indonesia khususnya masyarakat Jakarta.

Islam mengajarkan untuk selalu memberikan zakat dan sedekah kepada fakir miskin untuk membantu mereka, supaya bisa makan dan saling merasakan apa yang orang lain rasa.
Tapi, sistem yang diagungkan oleh Barat tidak bisa dijadikan solusi untuk kemajuan negara malah membuat negara semakin hancur dan kesenjangan sosial semakin nampak.

Islam memberikan solusi terbaik sebagaimana yang tertuang dalam ayat -ayat Allah untuk terus zakat dan infak, tapi rakyat Indonesia masih malas untuk membayar zakat, padahal zakat bisa membantu orang yang sangat membutuhkan.

Zakat saja malas untuk dikeluarkan, padahal kalau kita ingin membersihkan harta kita maka dengan zakat dan sedekah.
Tapi kaum Kapitalis mengatakan dan mempunyai slogan, " siapa suruh jadi orang miskin..!"
Lihatlah dengan kaca mata iman, jangan kita memandang orang dengan sebelah mata, maka sifat sombonglah yang akan selalu melekat di dalam dada kita.

Di dunia ini ada orang yang beruntung dan ada yang rugi, jadi kalau kita dipercayakan Allah untuk mendapatkan rezeki yang banyak, maka di situ hak Allah mesti kita tunaikan.
Hak Allah adalah membantu orang lain dalam keadaan susah. Allah akan monolong hambanya dimana hamba itu menolong saudaranya.
Individualistik adalah bagian dari sifat Syaitan. Hanya dengan membantu orang maka akan lahirnya ketenangan hati.

Waallahu a'lam

Penulis : Muhamad Yudha Al-Fikri

Zaman berubah sesuai dengan perubahan di tubuh masyarakat. Kalau suatu masyrakat berjalan dengan satu pondasi kuat, maka perubahan terhadap kebaikan semakin cepat.
Tapi, Jika masyarakat kurang ilmu agama, akhlak pun dinomorduakan. Coba kita sejenak menoleh dengan zaman - zaman sebelum masuk zaman modernitas, terlihat kolot tapi ada akhlak.
Zaman seteleh modernitas malah akhlak kadang dianak tirikan.

Dulu filem - filem anak kecil dan musik - musik anak kecil pun sangat berbeda dengan orang orang yang besar. Sekarang semua berubah, anak kecil dari filem percintaan sampai musik pun, semua tentang cinta.
Semua berubah, dulu masih malu kalau berpacaran di depan umum, sekarang malah bangga kalau berpacaran di depan umum. 

Ketika dunia rasionalitas tertutup dengan zaman, maka semua pun akan terlindas olehnya. Sebab ada istilah, "  Anak besar sesuai dengan zamannya,".
Di mana anak itu berkembang dan terus mengeluarkan potensi dalam dirinya maka di sanalah letak kemajuan anak tersebut, bahkan teman - teman adalah pengaruh yang sangat tinggi dalam perkembangan anak, sebab mereka selalu bercengkrama dengan kawan - kawan di sekolah. Rumah sebagai tempat tidur saja, malah banyak orang tua juga tidak mengenal perkembangan anaknya, sebab kesibukan kerja membuat anak terlupakan.

Yang diberikan hanya duit dan duit, tapi perhatian selalu dilupakan, kasih sayang tidak didapatkan, cinta tidak diberikan.
Sungguh kasian..

Zaman telah banyak menenggelamkan banyak orang, terkhusus generasi yang lahir di zaman fitnah dunia.
Persiapan untuk menghadapi zaman yang berat perlu ilmu yang tinggi dan kesabaran yang luar biasa, sebab jangan sampai zaman memakan kita.

Dunia ini sudah gersang, dunia ini sudah berjuta tahun, dunia ini sudah bosan dengan dosa - dosa manusia.
Bangunan tinggi pencakar langit pun semakin bersaing antar negara, masjid besar dan mewah pun makin dibangun dan jamaah yang solat pun makin sedikit,
Bukankah kita tahu tanda - tanda kiamat salah satunya adalah orang makin banyak membangun bangunan pencakar langit?

Bersama kita memohon kepada Allah dari fitnah zaman yang terus menggerus nilai - nilai Ilahi.
Zaman adalah roda kehidupan. Kita mesti yang mengendalikan zaman, bukan zaman yang merubah sikap kita.

Waallahu a'lam

Penulis : Muhamad Yudha Al-Fikri

Politik semakin memanas dengan semakin dekatnya tahun 2014, bola liar pun akan terus mengejar bagi siapa yang tidak kuat menghadapinya.
Para calon semua bersiap mulai dari yang memberanikan diri sampai memaksakan diri untuk terus maju dalam pemilihan Presiden bahkan Raja dangdut pun ikut mewarnai 2014 nanti.
Memang Presiden adalah puncak tertinggi dari sebuah karir politik, tapi tidak menjamin untuk bisa berhasil.

Banyak muka lama yang menghiasi pemilihan Presiden 2014 dari : Prabowo, Megawati sampai Wiranto.
Walau muka tua bukan berarti sedikit pendukung, bukankah kita tahu istilah, " orang tua itu banyak pengalaman, "
Jadi orang - orang lama pun ingin tambah eksis juga donk..

Farhat Abbas seorang pengaca muda,  satu dua hari ini berkicau di media tentang ucapan rasis kepada Ahok dan seluruh orang Cina di Indonesia, yang berkenaan dengan plat mobil Wakil Gubernur
yang selalu diwacanakan oleh Ahok. Kata - kata rasisnya berbunyi," apa pun platnya tetap aja cina ".
yang disayangkan sifat begini kenapa masih ada di dunia yang serba modern ini ya?

Opini berkembang bahwa Farhat Abbas adalah calon Presiden termuda, tapi kok tingkahnya masih jauh dari kematangan jiwa ya?
Bagaimana ingin membangun Indonesia kalau masih ada sifat rasis dan inklusif dalam diri yang notabene negara Indonesia adalah negara berbagai suku, ras dan agama?

Mungkin kita lupakan saja tentang politisi mentah itu, kita beralih membahas tentang PERDA di Aceh yang melarang perempuan ngangkang ketika bonceng naik motor. Banyak yang membicarakan masalah kebijakan itu memarjinalkan perempuan dan bla bla. Padahal kita terlalu intervensi terlalu jauh, Aceh masyarakat yang terkenal kental dengan agama, syariat Islam pun teraplikasi di bumi itu.

Ulama dan pemerintah lebih tahu soal mereka, tapi yang heboh malah pulau Jawa yang notabene banyak agama. Biarlah Aceh dengan kehidupannya, jangan dipolitisi oleh politikus yang rakus media.


Indonesia terlalu banyak orang hebat ;
hebat cari popularitas, hebat demonstrasi yang tidak jelas, hebat disuap, hebat korupsi, hebat karena rakyatnya mudah terprovokasi media.
2014 akan menyapa kita dengan hadirnya orang - orang hebat, bersiaplah di 2013 ini, sebab orang - orang hebat itu akan numpang eksis di layar kaca anda ( TV )

Wallahu a'lam



Penulis : Muhamad Yudha Al Fikri

Sistem pendidikan pun mempunyai klasifikasi, dari golongan untuk masyarakat kelas mewah sampai untuk orang miskin pun fasilitas juga berbeda.
Tapi baru - baru ini putusan MK untuk menghapus RSBI mempunyai banyak respon yang berbeda dari masyarakat ada yang  pro dan kontra.

Yang pro berpendapat bahwa memang mesti ada persamaan dalam hal pendidikan bahwa pendidikan bukan hanya untuk orang berduit saja melainkan orang miskin pun mesti sama dalam hal fasilitas dan pengajaran. Begitu pun bagi yang kontra mereka berpendapat, jangan dihapus RSBI sebab pendidikan nasional tidak bisa menjamin prestasi dan pemerintah kurang memperhatikan pendidikan bangsa. Padahal kita ketahui bersama bahwa sekolah - sekolah reguler yang mempunyai prestasi yang bertaraf internasional bukan RSBI.

Bahasa inggris sebagai penghantar di sekolah RSBI, tapi yang mesti kita fahami bahwa itu bukan jaminan orang itu pintar. Sekolah di Indonesia pun banyak yang sekolahnya penghantar komunikasi berbahasa inggris, jerman sampai bahasa mandarin. Kalau kita amati bahwa sekolah RSBI di Indonesia tidak lain hanya harga mahal dan dikatakan bergengsi sebab mahalnya saja bukan dari prestasi.

Indonesia itu sudah kalah bersaing dengan sekolah di negara - negara maju, pemerintah masih kurang mendukung dalam hal kemajuan putera puteri bangsa.
Mestinya sistem pendidikan Indonesia itu lebih kepada kualitas sekolah, bukan hanya ingin mencari duit akhirnya membangun sekolah bahkan dijadikan bisnis.
Di negara Indonesia yang beragam jenis sekolah tapi jarang yang mempunyai spesialisasi sebagaimana terjadi di negara maju seperti Amerika, sekolah di sana sudah difokuskan kepada kapabilitas tiap murid dan diarahkan dari kecil. 

Jadi memang betul - betul faham dan pakar dalam bidangnya ketika murid - murid itu ketika lulus dari dunia sekolah. Pendidikan itu menunjukan dan mempunyai pengaruh besar terhadap jatidiri murid atau prestasi murid di masa depan dalam menghadapi zaman yang semakin susah dan menantang.

Indonesia negara yang berkembang pesat, semua sistem yang ada pun di revitalisasi dan berusaha menjadi lebih baik lagi dari sistem birokrasi sampai pendidikan.

Indonesia adalah negara kedua terbawah se-Asia yang masyarakatnya kurang bisa berbicara bahasa Inggris setelah Vietnam, banyak asumi yang mengatakan bahwa masyarakat Indonesia adalah negara yang terlalu cinta terhadap bahasanya.

Contohnya ketika menteri perdagangan Indonesia bersatu jilid II memberikan statment bahwa yang masuk dalam kementerian perdagangan harus mempunyai bahasa Inggris yang bagus, maka banyak kritikan terhadap menteri perdagangan, mestinya para investor yang datang ke Indonesia kalau mau menanamkan modal di Indonesia bawa saja penterjemah, jangan kita yang mesti memahami bahasa Inggris.

kalau kita lihat masyarakat jerman, Jika kita bertanya bahasa Inggris ke orang Jerman, maka mereka menjawabnya dengan bahasa Jerman, bahkan banyak yang tidak bisa bahasa Inggris, begitu pun yang terjadi dimasyarakat Rusia.

Menunjukan mereka itu malu kalau menggunakan bahasa Inggris, bukannya bangga. Jadi bahasa adalah identitas negara. Ruhnya negara adalah bahasa. 

Masyarakat yang bangga terhadap bahasa nenek moyangnya maka tidak akan pernah tergerus orang zaman yang terus mengejar. Tapi, tidak bisa dipungkiri bahasa Inggris mempunyai peran penting juga dalam hubungan luar negeri, tidak bisa kita menutup mata bahwa Eropa adalah pusat peradaban dan mereka berbahasa Inggris.

Jadi kita juga mesti bisa berbahasa Inggris dan kebanyakan masyarakat Indonesia berpendapat bahwa di RSBI itu anaknya akan pandai bahasa Inggris, padahal tidak bisa menjamin sekolah mahal maka anaknya akan lebih pintar dibandingkan dengan sekolah reguler yang lain.

Jadi dimana pun kita sekolah, mahal atau pun murah harga yang mesti kita bayar, tapi kualitas diri kembali ke orangnya. Kalau muridnya malas, mau sistem yang luar biasa sekali pun tetap saja tidak bisa.
Bukalah mindset, bahwa kemajuan diri itu kembali ke individu yang menjalaninya.


Waalahu a'lam

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.